Ulama dan Habaib Asia Tenggara Bahas Penguatan Ukhuwah Islamiyah di Nusantara
Kamis, 27 Februari 2020 | 14:50 WIB

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar memimpin pertemuan ulama dan habaib se-Asia Tenggara di Malaka, Malaysia, Kamis (27/2). (Foto: Andika Barrera)
Ahmad Rozali
Kontributor
Pertemuan para ulama ini melibatkan sejumlah nama ulama besar seperti KH Miftachul Akhyar Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir, Habib Ali Zainal Abidin Alhamid (Malaysia), Habib Ahmad Almujtaba, Habib Abu Zakir Alhadrawi (Malaysia), Muhammad Ibrohim Fathoni (Pattani – Thailand), Ustad Zulkifli Bin Ismail Bin Muhammad Melaka (Malaysia), Habib Hadi Alidrus, dan ulama lain.
Agenda utama dari pertemuan tersebut adalah penguatan ukhuwah islamiyah dalam rangka menghadapi tantangan zaman.
“Menurut saya yang paling penting adalah persatuan Islam dan kaum muslimin. Tidak melihat apa organisasinya. Akan tetapi di sisi yang lain kita ingin memperkuat akidah ahlussunnah waljamaah,” kata KH Afifuddin Muhajir kepada NU Online, Kamis (27/2).
Penguatan umat Islam di kawasan Asia Tenggara sangat penting mengingat banyaknya kelompok yang melahirkan ide dekonstruktif terhadap negara dan masyarakat yang diatasnamakan ajaran Islam.
Ia mencontohkan, selama ini Indonesia, oleh sebagian kelompok, dicap sebagai negara kotor dan negara toghut, dengan alasan, karena Indonesia tidak berdasarkan Syariat Islam.
“Kita tidak terima itu. Mereka yang punya tuduhan seperti itu nampaknya mereka tidak tahu sejarah, bagimana pendiri Indonesia berjuang mati-matian untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ujarnya.
Padahal, lanjutnya, Pancasila dilahirkan untuk menjembatani antara dua kubu nasionalisme di dalam tubuh pejuang Indonesia kala itu.
“Kedua keinginan ini tidak mungkin bertemu. Tapi rupanya Allah SWT menghendaki pancasila menjadi pemersatu. Di antara dua kelompok itu. Dan alhamdulillah Indonesia menjadi negara yang aman,” ujarnya.
Pewarta: Ahmad Rozali
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua