Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melakukan kunjungan ke Pulau Maratua, Rabu (27/2) kemarin. Pulau Maratua adalah salah satu pulau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Wasekjen PBNU H Andi Najmi Fuadi yang turut serta dalam rombongan Kiai Said mengatakan Pulau Maratua termasuk wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan dengan Filipina.
Kiai Said dan rombongan menyeberang ke Pulau Maratua, setelah mengisi beberapa kegiatan di Kabupaten Berau.
"Perjalanan ke Pulau Maratua ditempuh sekitar 2, 5 jam dengan speedboat," kata Andi Najmi, Kamis (27/2) pagi.
Andi memaparkan, di Pulau Maratua, Kiai Said menyapa masyarakat dalam forum pengajian umum. Beberapa hal yang disampaikan Kiai Said seperti tentang Islam Aswaja yang memiliki kebenaran sanad sampai kepada Rasulullah, kemudian anjuran menjaga persatuan dan tolong menolong.
"Selain itu, Kiai Said juga menyemangati warga Pulau Maratua, bahwa menjadi bagian dari masyarakat yang lahir dan hidup di pulau ini adalah rencana dan takdir Allah SWT," lanjutnya.
Meski memiliki kesamaan bahasa dengan masyarakat Pilipina dari sekitar 3000 penduduk Pulau Maratua, sebanyak 99 persen beragama Islam.
"Masyarakatnya dikenal sebagai masyarakat nelayan, sekalipun pulau ini masih memiliki hutan yang sangat luas," papar Andi.
Sebagian kebutuhan bahan makanan seperti beras dipasok dari Palu, Sulawesi Tengah, di samping dari daratan Kalimantan itu sendiri.
Pulau Maratua memiliki keindahan alam dan keindahan batu karang laut. "Karenanya pulau ini menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun wisatawan asing," beber Andi.
Dari warga setempat, Andi mendapatkan adanya hikayat tentang Pulau Maratua yang berdekatan dengan Pulau Kakaban, Pulau Sanlaki, dan Pulau Derawan. Konon ada rombongan pengantin yang berlayar dari Kalimantan menuju Sulawesi. Di tengah perjalanan perahu dihantam ombak besar dan rombongan terempas secara terpisah.
"Pengantin perempuan terhempas ke Pulau yang kemudian dikenal sebagai Pulau Derawan. Pengantin lelaki terhempas di pulau yang kemudian dikenal Pulau Sanlaki. Saudara lelaki sang pengantin terdampar di pulau yang kemudian dikenal Pulau Kakaban. Dan sang mertua terdampar di pulau yang dikenal dengan Pulau Maratua. Itulah sekelumit kisah yang selalu diceritakan masyarakat pulau Maratua," tuturnya.
Kunjungan Kiai Said ke Kabupaten Berau, Kalimantan Timur selama dua hari, yakni pada 25-26 Februari 2020. Rangkaian perjalanan diawali dengan memberikan pembekalan tentang pentingnya memperkuat eksistensi NU untuk menopang keutuhan NKRI. Pembekalan ini diberikan kepada para pengurus PCNU Berau dalam acara Konfercab PCNU Kabupaten Berau.
Kiai Said juga meresmikan TK dan PAUD Muslimat NU serta SMA Ma'arif NU di Kabupaten tersebut.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Abdullah Alawi