Internasional ISOMIL

Ustadzah Amerika Ini Kenalkan Anak-anak Ajaran Imam Al-Ghazali

Selasa, 10 Mei 2016 | 08:57 WIB

Jakarta, NU Online
Virginia Gray Henry, Pengajar Islam Klasik di Amerika Serikat memiliki perhatian terhadap pendidikan Islam anak-anak. Ia dan timnya menerbitkan buku-buku untuk anak-anak antara lain tentang hidup dan ajaran Imam Al-Ghazali. Selain itu ia juga menyusun buku amaliyah wudlu, berdoa dan shalat.

Hal itu disampaikannya di arena International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil) atau pertemuan internasional para pemimpin Islam moderat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (10/5).

Virginia menuturkan, penerbitan buku-buku tersebut  sebagai upaya membantu anak-anak mempelajari Sunah juga pengajaran Islam dari sisi hati (tasawuf). “Ini untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak bahwa dalam hidup ada kesempatan untuk membersihkan hati,” kata Virginia.

Virginia juga melakukan pendekatan dari hati dengan anak-anak didiknya. Misalnya ia pernah mengajak anak-anak untuk pergi ke sebuah taman kota dan bertemu dengan seorang alim yang kemudian dijadikan guru oleh anak-anak tersebut. Orang alim itu memberikan contoh bahwa setiap ibadah yang dilakukan untuk bersikap ramah dan ajaran baik lainnya.

Menurutnya, harapan pengajaran Islam kepada anak-anak sangat besar. Dan di antara pendekatan pengajaran kepada mereka adalah melalui cerita-cerita dari buku-buku yang diterbitkan.

Dalam forum Isomil, Virginia juga memutarkan film pendek yang menceritakan berubahnya situasi kepada kembalinya keyakinan  anak-anak. Anak-anak dapat merasakan keyakinan dan percaya dengan kehidupan spiritual dan bagaimana anak-anak tidak hanya hidup dalam ketakutan.

Virginia sendiri terinspirasi dengan kehidupan Imam Al-Ghazali sejak kecil tepatnya  pada tahun 1966. Salah satu yang Virginia ingat adalah ungkapan, “Saya hancur bila tidak melakukan apa pun.”

Oleh karena itu, Virginia melakukan kerjasama penerjemahan buku-buku yang ditulisnya dengan beberapa negara untuk menyebarkan ajaran Islam.

Menanggapi paparan Virginia, salah seorang Mustasyar PBNU KH Abdullah Syarwani mengatakan bahwa upaya Virginia sangat baik untuk membangun karakter. “Manusia harus dibimbing dengan akal dan rasionya,” kata mantan Duta Besar RI untuk Syiria ini.

KH Syarwani yakin dan percaya bahwa dalam menghadapi radikalisme dunia, umat Islam harus kuat, tidak boleh takut. Kejahatan dilawan dengan cara yang santun, berbasis moral dan spiritual yang kuat.

Selanjutnya KH Syarwani mengatakan, kerja sama umat Islam dunia akan menyatukan itu. “Persatuan itu merupaka upaya basyariah di antara kita,” ungkap KH Syarwani. (Kendi Setiawan/Mahbib)