Lampung

Ketika Habib Syech Doakan uang Rp 2.000 Jadi Dua Miliar

Jumat, 7 Januari 2022 | 13:00 WIB

Ketika Habib Syech Doakan uang Rp 2.000 Jadi Dua Miliar

Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf atau yang terkenal dengan Habib Syech.(Foto: Istimewa)

Bandarlampung, NU Online Lampung
Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf atau yang terkenal dengan Habib Syech adalah sosok ulama kharismatik yang memiliki banyak jamaah. Tiap hari, selalu ada tamu yang sowan ke kediamannya di Solo, Jawa Tengah. Habib bersuara emas ini sering menerima para tamunya di sebuah ruangan yang disebut dengan Sayyidat al-Asyiqat. Saat menerima tamunya, Habib Syech juga sering menyampaikan hal-hal inspiratif kepada para tamunya.


Salah satu kisah inspiratif saat sowan ke Habib Syech ini dikisahkan oleh Intelektual Muda NU Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) yang pada Rabu (5/1/2022) sowan bersama istrinya, Ning Ienas Tsuroiya. Saat itu, saat menjelang Maghrib, tiba-tiba Habib Syech membagikan uang kepada semua tamu masing-masing sebesar dua ribu rupiah. "Saya doakan, uang dua ribu itu menjadi dua milyar," kata Habib Syech disambut kata ‘Amin’ oleh para tamu serentak.


Menurut menantu KH Musthofa Bisri ini, Habib Syech adalah teman ngobrol yang sangat asyik dan memiliki selera humor tinggi. Melihat Habib Syech menurutnya seperti melihat sosok kiai Jawa pada umumnya yang santai, suka humor, dan akrab. Selama satu setengah jam, ia bersama sekitar 200 tamu yang sowan dihibur dengan ceramah, guyonan, dan tanya jawab.


“Dan momen yang paling ditunggu-tunggu para tamu adalah ini: melantunkan "Syiir Tanpa Waton", dan dipimpin oleh beliau sendiri. Serentak semua tamu mendendangkan lirik yang amat populer itu: Ngawiti ingsun nglaras syiiran, Kalawan muji marang Pengeran, Kang paring rahmat lan kanikmatan, Rina wengine tanpa pitungan,” katanya dalam unggahan di akun Facebooknya.


Momen langka ini sangat dinikmati Gus Ulil bersama seluruh tamu yang berasal dari berbagai penjuru daerah ini. Duduk persis di samping Habib Syech, Gus Ulil benar-benar tenggelam dalam lantunan pujian yang indah itu. Ia tak mengira bisa meraih keberkahan hari itu dengan menikmati suara beliau yang indah dari jarak yang amat dekat.


Saat itu Habib Syech duduk di tempat khusus yang biasanya langsung berfungsi sebagai "mihrab" atau tempat imam shalat. “Selama kurang lebih satu setengah jam, saya berada di ruangan Sayyidat al-Asyiqat, mendengarkan Bib Syech bercakap-cakap dengan para tamu,” ungkapnya. (Muhammad Faizin)