Nasional

Ajari Anak 3 Cara Ini Saat Dirundung Teman

Sabtu, 23 Juli 2022 | 21:30 WIB

Ajari Anak 3 Cara Ini Saat Dirundung Teman

Ajari Anak 3 Cara Ini Saat Dirundung Teman

Jakarta, NU Online
Setiap orang tua ingin anaknya menjadi pribadi yang baik. Untuk mencapai tujuan itu, orang tua akan mendidik dan mencarikan anak lingkungan yang positif demi menunjang tahapan perkembangan sang anak.


Namun kenyataannya, kasus perundungan pada kelompok usia anak masih terus terjadi. Perundungan terjadi tak memandang tempat dan usia. Ia bisa dilakukan oleh teman sebaya maupun anak yang lebih tua; saat bermain di lingkungan rumah, bahkan di lingkungan sekolah.


Untuk itu, orang tua perlu memberikan edukasi ekstra terkait bagaimana anak harus menyikapi saat dirinya mendapatkan perlakuan intimidasi dari teman.


Dosen Fakultas Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Maryam Alatas membagikan tiga cara untuk menghadapi perundungan.


1. Menerapkan konsep diri positif

Maryam mengatakan wajib bagi orang tua untuk mengajarkan perlindungan diri sendiri kepada anak dalam beberapa situasi tertentu, termasuk saat merasa diintimidasi oleh teman. Orang tua perlu mengingatkan kepada anak untuk tidak mengindahkan perkataan pembuli.


“Membangun konsep diri positif untuk anak, contohkan bagaimana perilaku menghargai, ajarkan anak untuk tegas,” papar Maryam kepada NU Online, Sabtu (23/7/2022).


2. Mengajarkan cara merespons

Cara kedua adalah dengan mengajarkan anak cara merespons. Menurut Maryam, orang tua bisa mengenalkan si kecil kepada kata-kata yang dapat menghentikan perundungan.


“Ajarkan anak mengatakan kata-kata penolakan jika ia diperlakukan yang mengarah kepada perundungan,” ungkap Kepala Unit Pelayanan dan Pengembangan Psikologi (UP3) Unusia itu.


3. Berani berkata tidak

Maryam juga melihat bahwa orang tua harus mengajarkan kepada anak untuk berani berkata tidak atau menyetop aksi perundungan. Hal ini supaya pelaku segera menyudahi aksinya.


Selain ketiga cara tersebut, Maryam juga mengimbau orang tua untuk selalu peka jika terjadi perubahan perilaku pada anak.


“Misalnya menjadi lebih pendiam, terlihat murung, sulit tidur, terganggu pola makannya. Sehingga bisa segera ditangani jika terjadi sesuatu pada anak,” tutur Maryam.


Butuh sinergi untuk cegah perundungan

Perundungan pada kelompok anak yang terus terjadi merupakan PR besar bangsa ini. Menurut Maryam, butuh sinergi antar pihak untuk mencegah kasus perundungan.


“Perlu adanya sinergi antara sekolah, orang tua dan anak/siswa,” tuturnya.


Orang tua, tambah dia, perlu membangun komunikasi efektif dengan anak di saat sekolah memberikan edukasi mengenai perundungan dan mengkampanyekan anti perundungan. Sementara itu, siswa juga harus dilibatkan guna menumbuhkan tanggung jawab dan kesadaran mengenai bahaya perundungan.


“Pihak sekolah juga bisa memfasilitasi anak untuk mengadukan jika menjadi korban atau melihat kejadian pembulian,” pungkasnya.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin