Alasan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Diluncurkan Kemendikdasmen
Selasa, 31 Desember 2024 | 22:30 WIB
Peluncuran Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat pada Jumat (27/12/2024) di Jakarta Selatan (Foto: bbgpjateng.kemdikbud.go.id)
Rikhul Jannah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Wakil Menteri Pendikan Dasar dan Menengah (Wamen Dikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menyampaikan alasaan Kementerian Dikdasmen meluncurkan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat pada Jumat (27/12/2024) di Jakarta Selatan adalah ingin menjadikan sekolah sebagai tempat dan lingkungan yang aman serta sehat bagi anak-anak.
"Kami (Kemendikdasmen) meluncurkan program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang baru saja di rilis. Nah kita ingin membuat sekolah menjadi lingkungan yang sehat,” ujarnya dalam acara webinar Refleksi Akhir Tahun Pendidikan Keragaman dan Hak Asasi Manusia: Stop Kekerasan, Masa Depan Perlindungan Guru dan Murid pada Senin (30/12/2024).
Ia menyampaikan bahwa Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dilakukan melalui pembiasaan kegiatan Bangun Pagi, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat.
"Anak-anak juga harus diberikan lingkungan yang sehat yang salah satu itu adalah memberikan mereka pembiasaan terhadap hal-hal yang sangat positif,” ucapnya.
Fajar menyampaikan pembiasan kegiatan tersebut telah diterapkan sejak zaman dahulu. “Selama ini, waktu kita mungkin 20 tahun yang lalu itu hal yang biasa sebenernya, cuma belakangan kebiasaan-kebiasaan semacam itu nampaknya menjadi barang yang mewah gitu,” katanya.
Wamen Dikdasmen itu menyampaikan alasan pembiasan kegiatan tersebut memudar pada anak generasi sekarang disebabkan terlalu seringnya anak bermain gadget atau handphone.
"Karena mungkin sekarang anak itu lebih dekat dengan gadget atau handphone, untuk hal-hal yang sifatnya sosial mereka tidak terlalu nyaman," ujar Fajar.
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu berharap dengan adanya gerakan tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dapat membuat anak-anak bisa bersosialisasi dengan masyarakat. Menurut Fajar, ketika anak bisa bersosialisasi dengan masyarakat, dapat juga bersosialisasi dengan teman sebayanya di sekolah, termasuk berinteraksi bersama keluarga akan menjadi lebih nyaman.
"Nah, kita ingin mengembalikan bagaimana anak-anak itu lebih bisa bersosialisasi dengan masyarakat," kata Wamen Dikdasmen.
"Bisa juga bersosialisasi di lingkungan sekolah termasuk juga bisa berinteraksi dengan di keluarga dengan lebih nyaman," lanjutnya.
Ia menyampaikan pembiasan kegiatan tersebut dilakukan melibatkan peran sekolah, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mengawali Tahun Baru dan Rajab dengan Peningkatan Spiritual
2
Menggabungkan Puasa Rajab dengan Qadha Ramadhan
3
Khutbah Jumat: Keistimewaan Rajab sebagai Bulan yang Dimuliakan
4
Apa Itu OCCRP dan Bagaimana Mereka Memilih Orang Paling Korup Sedunia?
5
3 Hadits Ini Tegaskan Anjuran Perbanyak Puasa di Bulan Rajab
6
Tahun Baru 2025, Ketum PBNU: Koreksi Kesalahan, Persiapkan Masa Depan
Terkini
Lihat Semua