Nasional

Baca Surat Al-Fatihah untuk Kesembuhan Orang Sakit dan Doa bagi yang Meninggal

NU Online  ·  Selasa, 25 November 2025 | 11:00 WIB

Baca Surat Al-Fatihah untuk Kesembuhan Orang Sakit dan Doa bagi yang Meninggal

Ilustrasi surat al-Fatihah. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Surat Al-Fatihah disebut sebagai induk Al-Qur'an. Surat pertama dalam kitab suci umat Islam ini merupakan hal pokok mengingat menjadi rukun dalam shalat. Di luar shalat, surat ini juga kerap dibaca untuk tujuan tertentu, seperti mendoakan orang yang tengah sakit hingga orang yang telah meninggal.


Menjelaskan hal tersebut, Mufti Mesir Syekh Syauqi Alam Ibrahim menyebut, tidak ada larangan membaca Al-Fatihah dan menghadiahkan pahalanya pada orang yang sudah meninggal. Tidak hanya itu, pahala surat tersebut bahkan sampai pada mayit yang dimaksud. 


“Tidak ada larangan untuk membaca Al-Fatihah dan memberikan pahalanya kepada orang yang telah meninggal, baik itu untuk setiap individu yang telah meninggal secara terpisah atau untuk beberapa orang yang telah meninggal sekaligus; semua itu diizinkan, insyaallah,” demikian tulis Ustadz Zainuddin Lubis mengutip Fatwa Dar Ifta Nomor 6413 tanggal 08 Januari 2018, dalam artikelnya berjudul Diperbolehkannya Membaca Al-Fatihah di Luar Shalat untuk Hajat Tertentu, yang dikutip NU Online pada Selasa (25/11/2025).


Bukan saja dikirim untuk orang meninggal, surat Al-Fatihah juga dapat dibaca sebagai doa untuk pengobatan orang yang sakit. Ustadz Zain menceritakan kisah seorang sahabat yang membaca surat Al-Fatihah untuk kesembuhan seorang kepala suku perkampungan Badui dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim. Sahabat Nabi itu membacakan surat Al-Fatihah sebagai wasilah doa agar pemimpin tersebut diberikan kesembuhan. Dan betul saja, berkah surat Al-Fatihah itu, pemimpin suku tersebut sembuh. 


Cerita itu sampai kepada Nabi Muhammad saw. Mendengarnya, Nabi tidak marah, bahkan tersenyum.


"...Orang tersebut berkata kepada Nabi: 'Wahai Rasulullah, demi Allah, aku tidak pernah melakukan pengobatan kecuali dengan membaca Al-Fatihah.' Nabi tersenyum dan berkata: 'Bagaimana kamu tahu bahwa itu adalah ruqyah (pembacaan ayat suci untuk penyembuhan)?' Kemudian Nabi bersabda, ‘Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian,” demikian terjemah hadits tersebut.


Memperkuat argumen di atas, Ustadz Zain mengutip penjelasan Ibnu Qayyim dalam kitab Zadul Ma’ad, bahwa Al-Fatihah adalah penyembuh sempurna, obat bagi orang yang sakit, dan juga kunci sukses bagi orang yang ingin berusaha. "Seyogianya diamalkan dan dibaca seorang Muslim," katanya.


Tak pelak, Imam Ibnu Katsir menyebut di antara nama-nama lain dari surat al-Fatihah adalah As-Syifa (obat), Ar-Ruqyah (jampi/mantra). Hal tersebut termaktub dalam kitab tafsirnya berjudul Tafsir al-Qur'an al-Adhim.


Oleh karena itu, membaca surat al-Fatihah untuk tujuan tertentu merupakan hal yang dibolehkan berdasarkan pandangan para ulama di atas, khususnya sebagai doa bagi orang yang sudah meninggal dan tengah sakit agar lekas diberikan kesembuhan.


"Surat Al-Fatihah memiliki banyak keutamaan. Banyak hadits menunjukkan keutamaan Surat Al-Fatihah, antara lain sebagai obat, jampi, pembacaan hadiah untuk orang yang wafat, bacaan mulia yang diulang-ulang pada setiap rakaat shalat," kata Ustadz Alhafiz Kurniawan, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, dalam artikelnya berjudul Kandungan Surat Al-Fatihah.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang