Jakarta, NU Online
Admin Ngaji Ihya Ulumiddin yang diampu Gus Ulil Abshar Abdalla, Ienas Tsuroiya, turut berupaya membantu para korban wabah virus Corona (Covid-19). Hal itu dilakukan dengan melelang barang-barang berharga kepunyaannya dan milik Gus Ulil pada Kamis (1/4) melalui akun Facebook miliknya.
“Lelang dalam rangka membantu korban wabah Covid-19,” kata putri sulung KH Ahmad Mustofa Bisri ini.
Kegiatan pelelangan barang-barang tersebut dibuka mulai pukul 13.00 hingga 18.00 WIB. “Nanti pemenangnya akan ditentukan sesuai waktu yang tertera di FB (kalau nominal yang diajukan sama),” tulisnya.
Ienas melelang dua jilbabnya dengan harga penawaran awal Rp 200 ribu dan Rp 150 ribu, rok batik Lar Gurda rok biru dongker dengan harga awal Rp 100 ribu. Ia juga melelang satu tas produk Perancis dengan harga awal Rp 1 juta dan tas kulit buaya dengan harga Rp 2 juta.
Selain miliknya sendiri, Ienas juga melelang barang-barang milik suaminya, Gus Ulil Abshar. Dua blangkon ukuran 61 yang biasa dikenakannya untuk melakukan Ngaji Ihya daring maupun kopdarnya dilelang dengan harga awal Rp 100 ribu. Gus Ulil juga melepas dua sarung batiknya dengan harga awal Rp 200 ribu.
“Saya ngaji ke mana-mana selalu pakai dua blangkon ini,” kata Pengajar di Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia).
Di samping itu, Ienas juga menyampaikan bahwa inisiasinya itu disambut baik oleh publik. Tak sedikit yang mengirim pesan untuk juga melepas barang-barang kepunyaan mereka sebagai bentuk amal penanganan wabah pandemi yang tengah menghantui ini. “Ada yang mau juga ikut melelang barang-barangnya,” katanya.
Salah satu yang ikut melelang barang-barangnya adalah ayahnya sendiri, yakni KH Ahmad Mustofa Bisri. Pada mulanya, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu hendak turut dalam siaran langsung yang dilakukannya di Facebook. Namun karena kendala teknis, hal tersebut urung dilakukan. Akhirnya, siaran langsung pun dilakukan melalui Instagram @tsuroiya dan @s.kakung.
Gus Mus melepas kaligrafi karyanya yang bertuliskan Asmaul Husna dan Ismul A’dham di tengahnya. Gus Mus menjelaskan bahwa siapa yang berdoa dengan menyebut lafal tersebut niscaya akan dikabul oleh Allah swt. Kaligrafi tersebut dilepas dengan harga awal Rp 5 juta. “Ini saya patok harga pertama lima juta,” kata Gus Mus.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang itu juga mengatakan bahwa lukisan kaligrafinya itu tidak hanya estetika saja yang ditonjolkan, tapi ada sesuatu lainnya. “Karena lukisan ini lukisan yang dibuat dengan berpuasa,” katanya.
Selain itu, Gus Mus juga melelang surban dengan motif yang biasa dikenakan oleh Presiden Palestina 1994-2004 Yasser Arafat miliknya. Surban tersebut dibuka dengan harga awal Rp 500 ribu. “Ini saya beli dari negaranya (Yasser Arafat), Palestina,” katanya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Zunus Muhammad