
Pemimpin juga harus memiliki visi ke depan sehingga mampu menyiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan yang ada di masa yang akan tiba.
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKMNU) menggelar pelatihan kepemimpinan bersama Moslem Coach Community (MCC) pada Sabtu (27/3). Para pengurus YKMNU dari berbagai daerah mengikuti kegiatan pelatihan tersebut dengan penuh perhatian.
N Kuswandi, narasumber, menyampaikan bahwa pemimpin harus memiliki keahlian manajerial. Ia mencontohkan sopir yang tidak mengetahui cara mengendarai yang baik, tentu penumpang pun enggan menaiki mobilnya. Lebih dari itu, lanjutnya, pemimpin juga harus menjadi model yang bisa dicontoh oleh anggota yang dipimpinnya.
Selain itu, pemimpin juga harus memiliki visi ke depan sehingga mampu menyiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan yang ada di masa yang akan tiba. Dengan kemampuan tersebut, orang yang memimpin bisa melakukan pemetaan terhadap berbagai tantangan dan peluang yang ada.
Peluang tersebut tidak bisa digarap secara mandiri. Karenanya, ia menegaskan bahwa pemimpin dapat memainkan perannya untuk melibatkan orang lain dalam setiap keputusannya.
Oleh karena itu, baginya tidak ada lagi junior dan senior ataupun atasan dan bawahan, melainkan mitra. Dengan begitu, berbagi ide, gagasan, hingga tugas bisa berjalan dengan baik. Mereka tidak perlu untuk diperintah, tetapi diajak untuk berpikir bersama dengan diberikan berbagai pertanyaan untuk menarik urun pemikiran mereka. Model demikian ini, menurutnya, merupakan bagian dari pelatihan dan penguatan terhadap mereka.
Pelibatan para anggota dalam setiap keputusan itu memberikan rasa kepada mereka bahwa kehadirannya dibutuhkan. Anak muda, menurutnya, senang dilibatkan dengan gaya demikian.
Lebih lanjut, anggota juga perlu diapresiasi untuk mengambil dan membesarkan hati mereka. Tugas yang mencapai target harus diberikan apresiasi lebih sebagai wujud dari penghargaan terhadap kontribusi yang telah diberikan, bukan sekadar pemenuhan tugas yang dibiarkan begitu saja. Baginya, apresiasi yang dirayakan menjadi puncak dari pemenuhan tantangan dalam kepemimpinan.
Hal yang tak kalah penting, pemimpin masa sekarang harus membangun hubungan baik dengan semua anggotanya. Dengan begitu, (1) evaluasi kinerja yang dilatih, (2) respons dengan pelatihan, dan (3) observasi progress dan feedback dapat berjalan lancar. Sebab, menurutnya, hubungan buruk akan merusak tiga hal lainnya mengingat apapun yang disampaikan bakal tertolak.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua