Nasional LSN 2017

Dua Gol Sundulan Antarkan Asshiddiqiyah ke Babak 16 Besar.

Rabu, 25 Oktober 2017 | 06:14 WIB

Bandung, NU Online
Duel memperebutkan tiket 16 besar dari Grup E LSN, antara Asshiddiqiyah dan Al Mujtahid berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Asshiddiqiyah, lewat dua gol yang dicetak melalui sundulan. Laga digelar di Stadion Lodaya pada Rabu (25/10) siang.

Asshiddiqiyah yang mengenakan kostum merah dengan aksen dada warna hitam turun dengan formasi awal 4-5-1, dengan permainan bola-bola pendek. Hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke babak 16 Besar, tim asal Regional Jakarta ini bermain lebih tenang sejak sepak mula dilakukan.

Sementara Al Mujtahid yang memakai seragam hijau dengan strip kuning, memakai formasi 4-4-2.  Tim asal Pontianak ini terlihat banyak melakukan umpan-umpan panjang ke daerah lawan.

Asshiddiqiyah membuka skor 1-0 pada menit ke-8 babak pertama. Gol bermula dari sepak pojok yang diselesaikan oleh sundulan gelandang M. Rizky yang tidak dijaga dengan baik di dalam kotak penalti.

Ketinggalan satu gol terlihat cukup menurunkan mental para pemain Al Mujtahid. Mereka kerap kehilangan bola dan banyak melakukan umpan-umpan panjang spekulatif. Sementara Asshiddiqiyah justru tampil makin prima dengan umpan-umpan pendek dan variasi serangan yang baik di daerah pertahanan lawan. Di pertengahan babak pertama, mental tim Al Hikmah baru kembali terbangun. Meskipun pertandingan masih dikuasai Asshiddiqiyah, para pemain lebih tenang memainkan bola pendek dan beberapa kali berani melakukan duel dengan pemain lawan.

Di tengah babak pertama, melihat cuaca yang panas, wasit sempat memberikan water break selama 1 menit kepada para pemain.

Asshiddiqiyah sepertinya memanfaatkan water break dengan baik untuk mengembalikan energi. Tak lama setelah pertandingan dilanjutkan, mereka langsung menggebrak lewat gol pemain pengganti, M. Irham pada menit ke- 26, yang membuat kondisi menjadi 2-0. Para pemain Al Mujtahid tidak melakukan antisipasi yang layak untuk tendangan bebas jarak jauh dari Asshiddiqiyah. Bola lambung diselesaikan dengan sundulan Irham yang sama sekali tak terkawal di kotak penalti. Penyerang bernomor punggung 9 ini, sejak masuk lapangan memang sering merepotkan lini belakang lawan dengan kemampuannya menahan bola dan melihat ruang bagi rekan setimnya.

Di babak kedua kendali permainan tetap dipegang Asshiddiqiyah. Organisasi permainan tim ini terlihat semakin menonjol, baik saat menyerang atau bertahan. Namun Al Mujtahid justru bisa mencuri gol lewat tendangan bebas dari sisi kotak penalti pada menit 45.

Gol ini terjadi akibat kendurnya konsentrasi pemain belakang Asshiddiqiyah mengantisipasi tendangan bebas lawan dari sisi kotak penalti. Bola datar dan pelan yang dilepaskan tak diduga para pemain bertahan. Handiko Cikal yang tidak dikawal sempurna melambungkan bola melampaui jangkauan kiper Asshiddiqiyah, menipiskan ketinggalan menjadi 2-1.

Pada menit 49 wasit memberi kartu merah kepada penyerang Asshiddiqiyah M. Irham, yang dianggap mengganggu lawan yang tengah menguasai bola. Pemain ini sebelumnya sudah mendapatkan kartu kuning. Hal ini sempat menyulut insiden kecil ketika pelatih Al Mujtahid masuk ke lapangan dengan emosional. Beruntung personel Banser yang mengamankan pertandingan bertindak sigap menahan pria berkacamata ini.

Untuk mendinginkan keadaan, wasit kembali memberlakukan satu menit water break.

Perbedaan jumlah pemain membuat kendali laga berubah. Asshiddiqiyah bermain lebih berhati-hati dengan menurunkan garis pertahanannya. Mereka lebih berkonsentrasi untuk mengganggu pemain Al Mujtahid yang menguasai bola, sambil sesekali melakukan serangan balik.

Meski Al Mujtahid hampir mendominasi total di paruh akhir babak kedua, namun para pemain terlihat tidak tenang dan terburu-buru dalam mengoper. Hingga peluit akhir kedudukan 2-1 tidak berubah.

Menanggapi keputusan kartu merah, pelatih Asshiddiqiyah, Dede Sulaiman, mengaku bahwa pemainnya layak dikartu merah karena kurang hati-hati, meskipun sebelumnya sudah mendapat kartu kuning. Meski begitu ia senang melihat anak asuhnya bermain dengan daya juang yang baik, sebelum atau sesudah kartu merah.

Pelatih Al Mujtahid, Sulaeman, juga mendukung kartu merah yang diberikan wasit. Namun ia cukup menyayangkan koordinasi permainan timnya yang kerap terburu-buru dalam mengambil keputusan di lapangan. (Ahmad Makki/Abdullah Alawi)