Jakarta, NU Online
Prof Quraish Shihab menjelaskan, kesuksesan sebuah dakwah itu ditandai dengan dua indikator. Pertama, orang yang mendengarkan bertambah pengetahuannya tentang ajaran agama Islam setelah mengikuti dakwah tersebut.
Kedua, bertambah kesadarannya dalam beragama. Bagi Prof Quraish, yang tidak kalah penting ketika seseorang berdakwah adalah bagaimana menggugah orang-orang untuk meningkatkan kesadarannya dalam beragama.
“Boleh jadi semua orang sudah tahu Shalat Subuh dua rakaat, boleh jadi saya masih harus terangkan itu bukan dalam konteks menerangkan ilmunya. Tetapi bagaimana kita gugah dia. (Sehingga) Bertambah pengetahuannya dan bertambah kesadarannya beragama,” terangnya dalam sebuah video yang diunggah akun Mata Najwa di YouTube, Kamis (9/5).
Prof Quraish menambahkan, dakwah dikatakan sukses manakala salah satu satu dari dua indikator itu tercapai. “Tanpa itu, bukan dakwah yang sukses. Itu dua indikatornya,” ucapnya.
Menurut Prof Quraish, dakwah harus disampaikan dengan kata-kata dan cara yang baik, bukan dengan memaki-maki. Bahkan ketika mendakwahi orang yang mengaku sebagai tuhan sekalipun, seperti Fir’aun. Di dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menyampaikan dakwah kepada Fir’aun dengan kata-kata yang lemah lembut.
Karena jika berdakwah dengan kata atau cara yang keras dan memaki-maki maka orang yang didakwahi malah akan semakin jauh. Mengutip QS an-Nahl ayat 125, Prof Quraish menjelaskan bahwa dakwah itu harus disampaikan dengan hikmah, pitutur yang baik, dan berdialog dengan mereka dengan cara yang terbaik.
“Jangan memaki (ketika menyampaikan dakwah),” tegasnya. (Red: Muchlishon)