Gerakan Pelajar Mengaji, Ikhtiar IPNU Jaga Ideologi, Spiritual, dan Intelektual Pelajar
Rabu, 21 Oktober 2020 | 10:31 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) meluncurkan Gerakan Pelajar Mengaji di seluruh Indonesia pada Selasa (20/10) malam pukul 20.00 WIB. Kegiatan ini diluncurkan dalam rangka Haul Ke-34 Pendiri IPNU Prof KH M Tolchah Mansur dan Hari Santri 2020.
Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jailani dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pelajar Mengaji merupakan aktualisasi salah satu dari Panca Khidmat IPNU, yakni penguatan ideologi.
Menurutnya, ada dua ideologi yang harus terus dikawal dari kalangan pelajar, khususnya pelajar NU, yakni ideologi keislaman ala Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah dan ideologi Pancasila dalam bernegara.
Pria asal Jambi itu menjelaskan bahwa tak sedikit kalangan pelajar yang terpengaruhi untuk memilih ideologi lain. Terbukti dengan adanya survei yang menyebut lebih dari 20 persen kalangan pelajar setuju dengan Islam transnasional.
Pelajar Mengaji ini, menurutnya, dibangun dan digerakkan untuk menjadi benteng dari ancaman hal tersebut agar Indonesia tetap terawat sebagai sebuah negara.
Selain itu, Pelajar Mengaji juga bentuk terima kasih anggota dan kader IPNU kepada pendiri organisasi ini.
"Hanya ini yang bisa kami berikan sebagai bentuk terima kasih kepada Almarhum Profesor KH Muhammad Tolchah Mansur yang telah berjuang mendirikan IPNU dan dirasakan betul manfaatnya hingga saat ini," katanya.
Melengkapi Aswandi, Sekretaris Umum PP IPNU Mufarrihul Hazin menjelaskan bahwa Pelajar Mengaji menggerakkan para anggota dan kader untuk senantiasa menjaga aktifitas spiritualnya dengan mengaji dan aktifitas intelektualnya dengan mengkaji.
Dua hal tersebut, menurutnya, hal yang penting senantiasa dilakukan oleh kalangan pelajar agar dapat membangun Indonesia lebih baik lagi. Terlebih ada bonus demografi dan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Gerakan Pelajar Mengaji ini juga, lanjutnya, dilakuan dalam rangka melakukan internalisasi, aktualisasi, dan desimininasi ideologi pada pelajar.
Sementara itu, Wakil Menteri Agama H Zainut Tauhid Saadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa mengaji merupakan ikhtiar menyelami luasnya ilmu yang tidak pernah bisa dilakukan hanya dengan cara instan. Sebab, ia harus melalui proses panjang sehingga tidak mudah bagi pelajar untuk mencapainya.
Apalagi masa-masa pelajar ini sangat dinamis karena masih berupaya untuk menemukan jati dirinya. Tantangan besarnya bukan dari luar, melainkan ada di dalam dirinya sendiri.
Ketika pelajar mampu menahkodai dirinya dan lulus dalam menerjang badai, terangnya, maka ia sesungguhnya lulus menjadi pemenang dan siap menghadapi tantangan selanjutnya.
Ketua Umum PP IPNU 1988-1996 itu menegaskan bahwa pencapaian itu tentu saja harus dilalui dengan mengaji sebagai langkah memperkaya pemahaman yang kokoh guna melahirkan semangat juang tinggi sebagaimana para pelajar dan santri zaman dahulu dalam melawan para penjajah.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen pelajar untuk mengaji. "Dengan mengaji ilmunya bertaji. Dengan mengaji ia teruji dan berprestasi. Ayo mengaji!" Serunya.
Koordinator Nasional Gerakan Pelajar Mengaji Megi Harisandi menyampaikan bahwa Pelajar Mengaji tidak untuk saat ini saja, melainkan akan terus digerakkan untuk menjaga pelajar dari ancaman ideologi transnasional.
Gerakan Pelajar Mengaji ini diikuti oleh lebih dari 20 ribu pelajar se-Indonesia. Mereka tersebar di 500-an majelis melaksanakan khataman Al-Qur'an sebanyak 2020 kali dan membaca shalawat Thibbil Qulub.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua