Nasional

Gus Yahya Berkomitmen Hadapi Tantangan dalam Pengembangan Humanitarian Islam

Kamis, 7 November 2024 | 12:30 WIB

Gus Yahya Berkomitmen Hadapi Tantangan dalam Pengembangan Humanitarian Islam

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan materi dalam kegiatan Konferensi Internasional Humanitarian Islam, Rabu (6/11/2024) i Grand Hyatt Jakarta. (Foto: NU Online/Agung)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa NU siap menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan gagasan Humanitarian Islam.


"Kami mengerti sejak awal upaya ini tidak akan mudah. Ini adalah suatu tantangan besar yang harus dihadapi dalam upaya ini. Namun, kami memilih untuk melakukan lebih lagi untuk memulai dalam momen saat ini," ujar Gus Yahya pada Konferensi Internasional Humanitarian Islam di Ballroom Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat pada Selasa (6/11/2024).


Ia juga berpendapat bahwa PBNU merasa ini saat yang tepat untuk memulai kesadaran akan pentingnya kemanusiaan dan bersiap dengan segala tantangan yang akan dihadapi.


"Kami melihat ini momentum yang baik yang bisa kami lakukan, apapun tantangan yang kami hadapi, kami akan pikirkan dan atasi. Kami percaya Anda semua teman-teman akan hadir saat kami membutuhkan bantuan," tegasnya.


Hal itu disampaikannya sebagai tanggapan atas hal yang disampaikan Robert W. Hefner, akademisi dari Boston University, yang mengemukakan bahwa ada potensi penghitaman narasi Humanitarian Islam dan NU oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.


"Ada diskursus hegemoni yang beredar di internet terutama muncul dari pihak yang mengklaim sebagai cendekiawan muslim di Indonesia yang sering mengaitkan Humanitarian Islam dan NU sebagai boneka dari imperialisme barat," ujar Hefner.


Ia menambahkan, kampanye yang menyebar luas di internet berisi upaya untuk mengambil langkah (menghitamkan) keterlibatan serius terhadap Humanitarian Islam dan realitas NU dalam 15 tahun terakhir.


Menanggapi hal tersebut, Gus Yahya mengemukakan bahwa PBNU yakin langkah yang baik ini secara logika akan mendapat dukungan, sekalipun dihadapkan dengan berbagai tantangan.


"Kami percaya Anda semua teman-teman akan hadir saat kami membutuhkan bantuan. Terima kasih banyak atas kontribusi anda kepada kami," ujarnya.


Dalam kesempatan yang sama, Gus Yahya juga menyampaikan apresiasi atas penelitian yang telah dipresentasikan para akademisi dalam membumikan wacana Humanitarian Islam ini.


"Saya mengapresiasi dan berterima kasih atas kontribusi Anda sekalian dalam Konferensi Humanitarian Islam ini," ujar Gus Yahya.


Konferensi Internasional Humanitarian Islam yang diselenggarakan selama satu hari penuh diikuti oleh para sarjana dan akademisi dari Indonesia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Mereka menyampaikan berbagai gagasannya dalam payung besar Humanitarian Islam (Al-islam lil Insaniyah/Islam untuk Kemanusiaan).


Konferensi ini akan menghasilkan sebuah buku yang diterbitkan di Amerika Serikat dan akan dipublikasikan secara global. Hal ini merupakan upaya PBNU dalam menyampaikan pesan perdamaian dan agama hadir sebagai solusi bukan sumber konflik yang belakangan semakin meluas 


Selain itu, juga diperlukan adanya kajian ulang dalam hukum internasional yang berlaku di dunia saat ini untuk menghapus hegemoni pihak tertentu dan meniadakan penindasan pada pihak yang lemah.