Ibu-Ibu Muslimat NU Tegas Lawan Pinjol Ilegal dan Judol
Kamis, 13 Februari 2025 | 17:00 WIB

Ilustrasi: ibu-ibu Muslimat NU dalam pembukaan Kongres Ke-18 Muslimat NU, Senin (10/2/2025) di Jatim Expo Surabaya, Jawa Timur. (Foto: dok. panitia Kongres Ke-18 Muslimat NU)
Haekal Attar
Penulis
Surabaya, NU Online
Koordinator Bidang Hukum, Advokasi, dan Litbang Hj Romlah Hidayati menegaskan bahwa pinjaman online (pinjol) ilegal dan judi online (judol) memiliki banyak mudharat yang sangat berbahaya bagi masyarakat. Ia menegaskan untuk melawan pinjol ilegal dan judol, sehingga Muslimat NU sebagai bagian penting pada keluarga perlu masuk dan mengarahkan agar tidak terjebak pada situasi tersebut.
Hal itu dikatakannya saat Bahtsul Masail I sebagai rangkaian acara Kongres Ke-18 Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (12/2/2025) lalu.
"Bahwasanya pinjol ilegal dan judol dua-duanya adalah saudara kembar, yang keduanya saling keterkaitan hukumnya jelas haram," katanya.
Menurut ajaran agama Islam, Ia mengatakan bahwa pinjam-meminjam seharusnya dilakukan dengan tujuan saling memberikan keberkahan (Tabaruk) dan tolong-menolong, bukan untuk merugikan satu pihak.
Baginya pinjol ilegal dan judol tidak hanya berdampak buruk secara finansial, tetapi juga dapat menyebabkan permusuhan dan kebencian antar individu, yang mana bertentangan dengan ajaran Islam yang melarang permusuhan.
Sementara itu, Sekretaris Ditjen Pengawasan Ruang Digital Mediodecci Lustarini dalam peraturan perundang-undangan telah mengatur secara jelas larangan terhadap judi online. Berdasarkan Pasal 27 ayat (2) UU 1/2024 tentang Perubahan Kedua UU ITE, disebutkan bahwa siapa pun yang dengan sengaja mendistribusikan atau mentransmisikan informasi elektronik yang mengandung perjudian dapat dikenakan sanksi.
Tak hanya itu, Ia menjelaskan terdapat berbagai modus yang digunakan oleh pelaku judi online termasuk menyisipkan iklan judi di situs non-judi dan menyebarkan aplikasi judi melalui SMS atau WhatsApp Blast, yang berpotensi merusak stabilitas sosial dan ekonomi.
"Dampak atau resiko judi online dan pinjaman online diantaranya adalah risiko Kecanduan, meningkatnya kriminalitas, gangguan finansial dan stabilitas ekonomi nasional, gangguan stabilitas sosial, risiko keamanan data, dan Kesehatan Mental dan Fisik yaitu sampai menyebabkan depresi hingga bunuh diri," katanya.
Disisi lain, Plt Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M Ismail Riyadi menjelaskan bahwa terdapat modus terbaru dari pinjol ilegal juga semakin canggih. Ia mengatakan, pinjol ilegal kini sering beriklan di media sosial dengan nama yang mirip dengan platform pinjaman legal, bahkan memalsukan logo regulator seperti OJK.Â
"Kemudian ada penawaran yang sering datang melalui WhatsApp atau SMS dari nomor yang tidak dikenal, dengan klaim tanpa persyaratan dan melakukan transfer dana ke rekening pribadi korban, yang kemudian menagih pinjaman beserta bunga secara tidak sah," jelasnya.
Terkait cara menghindari menjadi korban pinjol ilegal, Ia mengatakan bahwa sebaiknya masyarakat tidak merespons tawaran yang datang tiba-tiba, apalagi yang meminta selfie dengan KTP. Jika menemukan iklan atau tawaran mencurigakan, segeralah menghapus, memblokir, dan melaporkan sebagai spam.
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
KH Bisri Syansuri (1): Nasab dan Sanad Keilmuan
3
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
4
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
5
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
6
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
Terkini
Lihat Semua