Nasional

Impor Jagung di Tengah Produksi yang Surplus, Ini Penjelasan Kementan

Rabu, 7 November 2018 | 14:10 WIB

Impor Jagung di Tengah Produksi yang Surplus, Ini Penjelasan Kementan

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman

Jakarta, NU Online
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memerintahkan Menteri Pertanian untuk mengeluarkan rekomendasi impor jagung jenis pakan ternak sebanyak 100 ribu ton. Darmin juga menugaskan kepada Perum Bulog untuk melakukan impor tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebutuhan para peternak mandiri.

Walau begitu, Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa produksi jagung nasional 2018 surplus, dan bahkan telah melakukan ekspor ke Filipina dan Malaysia. Kelebihan produksi tersebut diperoleh setelah menghitung perkiraan produksi 2018 dikurangi dengan proyeksi kebutuhan jagung nasional. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Kementan, produksi jagung dalam 5 tahun terakhir meningkat rata-rata 12,49 persen per tahun. Itu artinya, pada penghujung tahun 2018 produksi jagung diperkirakan mencapai 30 juta ton pipilan kering (PK). Perkiraan ini juga didukung oleh data luas panen per tahun yang rata-rata meningkat 11,06 persen, dan produktivitas rata-rata meningkat 1,42 persen (BPS,2018).

Prakiraan ketersediaan produksi jagung bulan November sebesar 1,51 juta ton, dengan luas panen 282.381 hektare. Sementara produksi jagung bulan Desember diperkirakan tembus 1,53 juta ton, dengan luas lahan panen 285.993 hektare yang tersebar di sentra produksi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Gorontolo, Lampung dan provinsi lainnya. 

Sementara dari sisi kebutuhan, berdasarkan data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, kebutuhan jagung tahun ini diperkirakan sebesar 15, 5 juta ton PK, terdiri dari: pakan ternak sebesar 7,76 juta ton PK, peternak mandiri 2,52 juta ton PK, untuk benih 120 ribu ton PK, dan industri pangan 4,76 juta ton PK.

Artinya Indonesia masih surplus sebesar 12,98 juta ton PK, dan bahkan Indonesia telah ekspor jagung ke Philipina dan Malaysia sebanyak 372.990 ton. 

Kementan menilai, secara umum produksi jagung nasional saat ini berlangsung baik. Di wilayah Indonesia Barat panen terjadi pada Januari-Maret, mencakup 37 persen dari produksi nasional. Sedang di wilayah Indonesia Timur, panen biasanya berkisar antara bulan April-Mei. 

Sementara itu, sentra produksi jagung tersebar yang di 10 Provinsi yakni, Jatim, Jateng, Sulsel, Lampung, Sumut, NTB Jabar, Gorontalo, Sulut, Sumbar total produksinya sudah mencapai 24,24 juta ton PK. Artinya 83,8 persen produksi jagung berada di provinsi sentra tersebut berjalan dengan baik. (Red: Ahmad Rozali)