Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Rabiul Awal telah menemui akhirnya. Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengikhbarkan bahwa Rabiul Akhir 1443 H dimulai sejak Ahad (7/11).
"Awal bulan Rabi’ul Akhir 1443 H bertepatan dengan Ahad Pahing 7 November 2021 M (mulai malam Ahad)," ujar KH Sirril Wafa, Ketua LF PBNU, kepada NU Online pada Jumat (5/11).
Keputusan tersebut didasarkan pada penggenapan tanggal (istikmal) menjadi 30 hari untuk Rabiul Awal. Hal tersebut mengingat hilal tidak dapat dilihat perukyat di seluruh Indonesia.
"Atas dasar istikmal," imbuh dosen Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Data hisab LF PBNU menunjukkan keadaan hilal sudah berada jauh di atas ufuk, tepatnya + 6 derajat 23 menit 16 detik dan lama hilal 29 menit 31 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Jumat Kliwon 5 November 2021 pukul 04:15:32 WIB.
Sementara itu, letak matahari terbenam berada pada posisi 16 derajat 00 menit 51 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal pada 16 derajat 31 menit 06 detik selatan titik barat.
Adapun kedudukan hilal berada pada 0 derajat 30 menit 15 detik selatan matahari dalam keadaan telentang dengan elongasi 7 derajat 21 menit 40 detik.
Namun, karena faktor cuaca, hilal tak dapat terlihat. LF PBNU telah menerima laporan dari sejumlah perukyat di seluruh Indonesia. Semuanya melaporkan tidak berhasil melihat hilal karena cuaca. Beriku beberapa lokasi yang melaporkan tidak dapat melihat hilal.
1. Bondowoso, hujan, hilal tak terlihat
2. Sumenep, hujan, hilal tak terlihat
3. Tulungagung, ufuk berawan tebal, hilal tak terlihat
4. Katanggeneng Lamongan, hujan merata dan mendung, hilal tak terlihat
5. Pamekasan, hujan, hilal tak terlihat
6. Pondok Bali Subang, ufuk berawan
7. Mataram, berawan pasca hujan, hilal tak terlihat
8. Sampang, ufuk mendung, hilal tak terlihat
9. Sorong, ufuk mendung tebal, hilal tak terlihat
10. Makassar, ufuk mendung tebal, hilal tak terlihat
11. Blitar, ufuk mendung, hilal tak terlihat
12. Condrodipo Gresik, ufuk mendung, hilal tak terlihat
13. Ponorogo, ufuk mendung, hilal tak terlihat
14. Kudus, ufuk mendung, hilal tak terlihat
15. Jakarta, ufuk berawan tebal, hilal tak terlihat
16. Yogyakarta, ufuk mendung, hilal tak terlihat
17. Jember, hujan deras, hilal tak terlihat
18. Anyer, gerimis, hilal tak terlihat
19. Jombang, ufuk mendung, hilal tak terlihat
20. Lhoknga Aceh, berawan, hilal tak terlihat
21. MAN 3 kandangan Pare mendung tebal, hilal tak terlihat
22. POB Masjid Denanyar mendung, hilal tak terlihat
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua