Nasional

Jelang HUT RI, Pemerintah Bakal Beri Tanda Kehormatan kepada Pencipta Shalawat Badar

Senin, 12 Agustus 2024 | 12:00 WIB

Jelang HUT RI, Pemerintah Bakal Beri Tanda Kehormatan kepada Pencipta Shalawat Badar

Pencipta Shalawat Badar, KH Ali Manshur Shiddiq. (Foto: dok. keluarga)

Jakarta, NU Online

Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 RI, Pemerintah RI akan memberikan tanda kehormatan untuk Pencipta Shalawat Badar, KH Ali Manshur Shiddiq, di Istana Presiden, Jakara Pusat, Rabu (14/8/2024) pukul 09.00 WIB.


Kabar itu didapatkan dari putra bungsu KH Ali Manshur Shiddiq, Gus Saiful Islam Ali. Dia mengungkapkan bahwa pihaknya telah dihubungi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur mengenai penghargaan tersebut.


"Insyaallah saya akan berangkat ke Jakarta, mendampingi Kiai Syakir, putra sulung Kiai Ali Manshur sebagai ahli waris yang akan menerima tanda kehormatan dari Presiden," kata Gus Saiful kepada NU Online, Senin (12/8/2024).


Gus Saiful mengungkapkan rasa bahagianya selepas pemerintah berencana akan memberikan tanda penghormatan tersebut. Baginya, itu menunjukkan bahwa perhatian pemerintah terhadap nilai-nilai keislaman dalam perjuangan bangsa mendapatkan konsen yang khusus.


"Shalawat badar dipakai untuk menyemangati umat Islam terkhusus kaum Nahdliyin yang waktu itu telah dirongrong oleh kelompok-kelompok yang ingin mengkudeta negara kita ini," katanya.


"Shalawat badar dipakai dimana-mana, oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus marilah kita memakai shalat badar ini sebagai media kita memohon kepada Allah agar kiranya nanti selalu dalam koridor, jalan, dan dijaga oleh Allah," tambahnya.


Diketahui bahwa Shalawat Badar, yang diciptakan oleh KH Ali Manshur di Banyuwangi pada tahun 1962, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) melalui sertifikat Nomor 2194/F4/KB.08.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022.


Dia mengatakan bahwa shalawat ini lahir pada masa ketegangan politik setelah pembubaran Konstituante oleh Presiden Soekarno, sebagai bentuk doa dan ikhtiar batin untuk keselamatan umat dan bangsa.


Kemudian, kata Gus Saiful, KH Ali Manshur dikenal sebagai ulama dan pengurus NU di Banyuwangi serta pejabat di Kementerian Agama. Selain itu, KH Ali Manshur, menurutnya juga merupakan anggota Konstituante dari Partai NU.


"Shalawat Badar kini dipraktikkan secara luas di Indonesia dan negara-negara Muslim di Asia, Afrika, hingga Eropa, dan menjadi bagian dari ritual dalam majelis shalawat dan taklim," katanya.


Saat ini, KH Ali Manshur telah wafat pada tahun 1971 dan dimakamkan di Kompleks Pendidikan Syiar Islam, lembaga yang didirikannya di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Makamnya kini menjadi salah satu tujuan ziarah bagi para pengikutnya.