Jombang, NU Online
Menjelang Ramadhan 1433, komplek pemakaman Pesantren Tebuiteng di Jombang dibanjiri peziarah. Para peziarah berjubel di tempat dimana KH Hasyim Asyari, KH A. Wahid Hasyim dan KH Abdurrahman Wahid dikebumikan.
<>"Makam Gus Dur dan tokoh-tokoh NU sangat sederhana. Hanya gundukan tanah, batu nisan, serta bunga yang menghiasinya. Ini berbeda dengan makam makam presiden lainnya," kata Mirawati (32), peziarah asal Makassar, Sulawesi Selatan yang melakukan kunjungan, Rabu (18/7).
Saat berkunjung, perempuan berjilbab ini mengku  cukup kaget ketika sampai di makam yang tidak pernah sepi tersebut.Â
"Saya sudah ziarah ke makam Presdien Soekarno, Soeharto, serta GusDur. Dan makam Gus Dur inilah yang paling sederhana. Padahal almarhumjuga seorang presiden. Saya tidak menyangka, makam mantan presidensangat sederhana, seperti ini," cerita Mirawati.Â
Sementara itu, pantauan NU Online, menjelang sore kemarin, rombongan peziarah nampak silih berganti, datang dan pergi. Mereka datang dari berbagai daerah melakukan ziarah ke Makam Gus Dur yang kini dikenal dengan Wali kesepuluh ini.
Salah satu peziarah, Ahmad Husain (45) mengatakan, dirinya tidak hanya berziarah ke makam Gus Dur saja akan tetapi juga ziarah ke makam kiai pendiri NU KH Hasyim Asyari, termasuk makam KH Wahab Hasbulloh di Tambakberas Jombang.Â
"Menjelang bulan Ramadan kita selalu berziarah kemakam para Auliya Allah, termasuk ke sini," ujar Husain yang mengaku mengaku ketua rombongan peziarah asal Pemalang, Jawa Tengah.
Teuku Azwani, salah satu pengurus Pesantren Tebuireng, mengatakan bahwa kunjungan peziarah menjelang puasa mengalami peningkatan tajam. Â
"Sejak sepekan terakhir ini jumlah peziarah di makam Gus Dur mengalami peningkatan. Dalam sehari rata-rata 8 ribu orang yang datang. Ini seperti tahun tahun sebelumnya terutama  menjelang datangnya bulan puasa Ramadhon,"terang Teuku Azwani.
Dikatakannya, dalam sehari peziarah tidak kurang antara 7 hingga 8 ribu peziarah  yang datang.  Padahal pada hari biasa jumlah peziarah hanya berkisar 3 ribu orang per hari.
"Mereka datang dari berbagai daerah, Bahkan banyak yang berasal dari luar Propinsi serta luar pulau. Semisal, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Sulawesi. Mereka kebanyakan datang secara rombongan dengan bus," pungkasnya.
Â
Redaktur   : Hamzah Sahal
Kontributor : Muslim AbdurrahmanÂ
Terpopuler
1
Khatib Tak Baca Shalawat pada Khutbah Kedua, Sahkah?
2
Masyarakat Adat Jalawastu Brebes, Disebut Sunda Wiwitan dan Baduy-nya Jawa Tengah
3
Meninggal Karena Kecelakaan Lalu Lintas, Apakah Syahid?
4
Jalankan Arahan Prabowo, Menag akan Hemat Anggaran dengan Minimalisasi Perjalanan Dinas
5
Wacana AI untuk Anak SD, Praktisi IT dan Siber: Lebih Baik Dimulai saat SMP
6
Menag Nasaruddin Umar: Agama Terlalu Banyak Dipakai sebagai Stempel Politik
Terkini
Lihat Semua