Nasional RAKERNAS MUSLIMAT NU

Jokowi Ta’aruf, JK dan Hatta Isi Sidang Pleno

Selasa, 27 Mei 2014 | 00:01 WIB

Jakarta, NU Online
Gubernur DKI Jakarta yang juga Calon Presiden RI, Joko Widodo akan berta’aruf dengan ribuan pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama se-Indonesia pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) organisasi perempuan tersebut yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (27/5) malam.
<>
Selain Capres Jokowi, Calon Wakil Presiden dari dua kubu yang berseberangan, yakni Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla juga akan mengisi ceramah pada Sidang Pleno IX dan XI Rakernas tersebut.

Kehadiran tiga tokoh tersebut menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, tidak berkaitan dengan kapasitas mereka sebagai Capres maupun Cawapres. Jokowi diundang sebagai Gubernur DKI, JK diundang sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) sedangkan Hatta Rajasa diundang saat ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekeonomian.

“Rakernas Muslimat ini telah diagendakan sejak lama. Kami menyampaikan undangan ini juga sejak Maret lalu, sebelum ada penetapan Capres Cawapres oleh partai pengusung. Terkait Hatta Rajasa, meski beliau sudah tidak menjabat sebagai Menko, tetapi Panitia Pengarah memutuskan untuk tidak melakukan perubahan. Karena kerja sama Muslimat dengan Kemenko Perekonomian dilakukan ketika Menterinya dijabat Pak Hatta," papar Khofifah, Senin (26/5).

Selain para Capres dan Cawapres tersebut, Rakernas Muslimat NU yang diagendakan berlangsung selama lima hari (27 Mei – 1 Juni) juga akan dihadiri sejumlah tokoh lain, seperti Wakil Presiden Boediono dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang akan membuka Rakernas pada Rabu (28/5), juga Ketua Umum PP Muhammadiyah, Dien Syamsuddin, kemudian ditutup oleh Rais Amm PBNU, K.H Mustofa Bisri pada Ahad (1/6).

Selain membahas agenda kerja organisasi, Rakernas Muslimat juga akan membahas sejumlah persoalan aktual. “Di antaranya terkait kekerasan seksual terhadap anak-anak, ketahanan keluarga, dan kepemimpinan nasional. Untuk kepemimpinan nasional penekanan kita pada pemimpin, yang bisa formal maupun informal, bukan pada capres. Tidak agenda khusus soal capres-cawapres," katanya. (Ahmad Millah/Mahbib)