Kaleidoskop 2024: Dubes Berbagai Negara Kunjungi PBNU untuk Tingkatkan Kerja Sama dan Tangani Isu Kemanusiaan
Rabu, 25 Desember 2024 | 14:00 WIB
Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin saat berbincang dengan Ketua Umum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, pada 16 Oktober 2024. (Foto: NU Online/Syakir)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Duta Besar (Dubes) dari berbagai negara terus mempererat hubungan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka meningkatkan kerja sama internasional dan menangani isu-isu kemanusiaan global.
India
Dubes India untuk Indonesia Shri Sandeep Chakravorty mengunjungi Kantor PBNU pada 26 Februari 2024. Sandeep diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) bersama Wakil Ketua Umum H Amin Said Husni dan Wakil Sekretaris Jenderal Ahmad Ginanjar Sya'ban.
Sandeep mengungkapkan, kunjungannya ke PBNU itu bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral antara kedua negara, serta untuk belajar dari pengalaman Indonesia, khususnya Nahdlatul Ulama, dalam merawat harmonisasi antarumat beragama di India.
Kemudian Sandeep kembali mengunjungi PBNU pada 10 Desember 2024. Ia mengaku kedatangannya kali ini bertujuan melanjutkan pembicaraan terkait keinginannya untuk belajar dari pengalaman Indonesia, khususnya dari NU.
Mesir
Dubes Mesir untuk Indonesia Yasser Hassan Farag Elshemy mengunjungi Kantor PBNU, pada 4 Maret 2024.
Gus Yahya menyambut baik kunjungan ini, yang juga merupakan bagian dari proses kredensial setelah Elshemy menerima mandat dari Presiden Indonesia untuk mengunjungi PBNU.
"Kunjungan ini menjadi kesempatan untuk mempererat silaturahim antara Kedubes Mesir dan PBNU,” kata Gus Yahya.
Tiongkok
Duta Besar Tiongkok Lu Kang mengunjungi PBNU pada 13 Maret 2024. Ia menyatakan bahwa tujuan pertemuan dengan PBNU ini adalah untuk memperkuat hubungan kebudayaan antara Tiongkok dan NU.
Lalu Dubes Tiongkok yang baru Wang Lutong melakukan pertemuan dengan Gus Yahya pada 10 Desember 2024 untuk membahas isu-isu kemanusiaan, termasuk kondisi komunitas Muslim etnis Uighur di Xinjiang.
Palestina
Dubes Palestina Zuhair Al-Shun juga turut hadir dalam acara ini pada 5 Agustus 2024. Lalu bersama Gus Yahya, Zuhair menggelar jumpa pers untuk mengajak dunia internasional lebih serius menyuarakan kemerdekaan Palestina dan mendesak Israel menghentikan invasi ke wilayah Gaza dan sekitarnya.
Kemudian Zuhair mengajak Menteri Kehakiman Palestina, Mahmoud Al-Habbash, berkunjung ke PBNU pada 7 Agustus 2024.
Argentina
Wakil Dubes Argentina Ignacio Lacunza mengunjungi PBNU, pada 10 Oktober 2024. Saat itu, Lacunza mengungkapkan kekagumannya terhadap kehidupan beragama di Indonesia dan peran NU dalam membina kerukunan antarumat.
"Argentina selalu mendukung dialog antaragama, dan kami berharap Indonesia menjadi contoh bagi negara lain dalam menciptakan masyarakat yang harmonis," kata Lacunza.
Ukraina
Duta Besar Ukraina Vasyl Hamianin mengunjungi PBNU pada 16 Oktober 2024. Kunjungannya ini bertujuan untuk menjembatani hubungan antara komunitas Muslim di Ukraina dan Indonesia.
Hamianin menekankan pentingnya komunikasi antaragama untuk mencegah konflik dan mempererat hubungan internasional.
“Penting bagi masyarakat Muslim dunia untuk saling berkomunikasi, juga masyarakat Katolik dunia,” katanya.
Belanda
PBNU menerima kunjungan Dubes Belanda Marc Gerritsen pada 1 November 2024. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap prinsip-prinsip Islam yang tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga dapat memberikan kontribusi positif di dunia internasional.
"Saya merasa ini percakapan yang sangat memukau," ujar Gerritsen setelah pertemuan dengan Gus Yahya yang didampingi Gus Ulil Abshar Abdalla.
Amerika Serikat
Dubes Amerika untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir mengunjungi Kantor PBNU pada 16 Desember 2024. Kehadirannya disambut langsung oleh Gus Yahya dan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Sidrotun Naim.
Dalam pertemuan itu, Lakhdhir membahas penguatan kerja sama dalam penyelenggaraan dialog lintas agama dengan PBNU. Ia juga menyebut Gus Yahya sebagai pemimpin dialog lintas agama global.
"Kami membicarakan dialog antaragama. Gus Yahya adalah pemimpin dialog lintas iman secara global yang telah bekerja sama dengan orang Amerika dan negara-negara lain. Jadi, kami juga mendiskusikan tentang pendidikan, kesejahteraan sosial, dan kiprah yang PBNU lakukan di Indonesia," ujar Lakhdhir.
Terpopuler
1
Rais 'Ali JATMAN KH Achmad Chalwani Siap Rangkul Pengurus Era Habib Luthfi
2
Kabar Duka: KHR Mahfudz Hamid Pengurus LD PBNU dan Ketua PP MDS Rijalul Ansor Wafat
3
PBNU Tegaskan PCNU dan PWNU Seluruh Indonesia Tolak MLB
4
GP Ansor Kutuk Arogansi Anggota Polisi Banting Warga di Pelabuhan Ambon
5
Dinamika Pilpres 2024: Pelanggaran Etik Berat, Koalisi Gemuk, hingga Penurunan Jumlah Pemilih
6
Khutbah Jumat: Muhasabah Akhir 2024, Momentum Tobat dan Memperbaiki Kualitas Ibadah
Terkini
Lihat Semua