Nasional HAJI 2023

Kehilangan Paspor, Jamaah Haji Asal Aceh Ini Pulang dengan SPLP

Jumat, 7 Juli 2023 | 00:30 WIB

Kehilangan Paspor, Jamaah Haji Asal Aceh Ini Pulang dengan SPLP

Farida (tengah), jamaah haji asal Aceh kehilangan paspor, kemudian dipulangkan dengan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP). (Foto: MCH)

Jeddah, NU Online
Seorang jamaah haji lansia bernama Farida (73) asal Embarkasi Aceh Kelompok Terbang 1 (BTJ 01) kehilangan paspor. Akibatnya, jadwal kepulangannya ke Tanah Air tersendat meski ia telah tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah pada Selasa, 4 Juli 2023 lalu.


Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Haryanto menuturkan, pihaknya sejatinya langsung berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah untuk menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) bagi jamaah tersebut.


"Alhamdulillah (SPLP) sudah terbit hanya saja terlambat, sehingga ketinggalan kloternya," ujarnya kepada Media Center Haji di Bandara Jeddah, Rabu (5/7/2023) malam waktu Arab Saudi.


Karena jadwal penerbangan tidak bisa ditunda, jamaah haji lansia itu pun terpaksa ditinggal kloternya. Dia kemudian diinapkan di hotel petugas sambil menunggu ditanazulkan bersama kloter berikutnya.


"Kami amankan dan kami titipkan ke kloter BTJ 02. Alhamdulillah, sudah terbang. Kami juga koordinasi dengan seluruh petugas baik di kloter BTJ 01 maupun BTJ 02 untuk jamaah yang kehilangan paspor ini," tutur Haryanto.


Dia menjelaskan, tanazul atau perpindahan dari satu kloter ke kloter lain ini biasanya dilakukan jamaah karena sejumlah hal, misal terkait kesehatan, urusan dinas, atau hal lain yang menyebabkan jamaah tersebut harus pulang lebih awal atau lebih belakangan.


"Itu pun harus dilihat dari ketersediaan seat (tempat duduk) yang ada. Kalau ada open seat, ya bisa dilakukan tanazul," jelas Kadaker Bandara.


Jamaah yang akan tanazul juga harus memenuhi sejumlah syarat. Misalnya, untuk jamaah yang sakit harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  1. Kesadaran baik
  2. Hemodinamik stabil (Mean Arterial Pressure > 65 mmHg
  3. Saturasi oksigen > 92 persen
  4. Transportable (Saat dilakukan tanazul tidak memperberat kondisi fisik, menimbulkan kecacatan, dan mengancam keselamatan jamaah haji sakit, serta tidak mengidap penyakit menular atau infeksius)
  5. Tidak dalam krisis hipertensi. 
 

Haryanto menuturkan, sejauh ini hanya ada satu jamaah haji yang kehilangan paspor saat hendak dipulangkan ke Tanah Air sehingga harus ditanazulkan ke kloter berikutnya. 


"Untuk 3 hari ini hanya satu tadi. Mudah-mudahan ke depan tidak ada lagi paspor yang hilang, karena proses dengan imigrasi di KJRI memakan waktu," pungkasnya.


Pewarta: Mahbib Khoiron
Editor: Kendi Setiawan