Kepala BPIP Beberkan Tiga Alasan Kenapa Umat Islam Mengakui Pancasila
NU Online Ā· Selasa, 22 Desember 2020 | 02:13 WIB
Semarang, NU OnlineĀ
Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) menghadirkan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi untuk menggembleng mahasiswa dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional (Diklatpimnas) yang digelar secara virtual, Senin (21/12).
Di hadapan 80 peserta Diklatpimnas yang merupakan aktivis mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Yudian menegaskan bahwa Pancasila adalah anugerah terbesar tidak hanya bagi bangsa ini, tetapi juga bangsa-bangsa di dunia pada abad 20 ini.
Pasalnya lanjut Yudian, Pancasila sebagai ideologi bangsa diakui juga oleh bangsa-bangsa lain di belahan dunia ini.Ā
āNilai-nilai Pancasila tidak ada yang bertentangan dengan agama karena digali oleh the founding father bangsa sebagai sebuah kesepakatan bersama," tegas Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta ini.Ā
Lebih lanjut diterangkan Yudian, republik ini dibangun dengan dasar persatuan semua elemen bangsa dan itu menjadi salah satu sila dalam Pancasila sebagai sebuah pengakuan atas berbagai keragaman.
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini menyebutkan tiga alasan kenapa umat Islam harus mengakui Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Pertama, spirit perjuangan kemerdekaan meniscayakan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.Ā
Kedua, adanya legitimasi hukum (Islam) mengenai ijmaā "Bahwa Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama sebagai dasar dan pedoman hidup bangsa Indonesia," terang Yudian.
Alasan ketiga lanjut Yudian Wahyudi adalah pengakuan hukum internasional bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia didasarkan pada semangat persatuan yang dibingkai oleh Pancasila sebagai dasar negara.Ā
Yudian berpesan kepada mahasiswa agar menjaga semangat persatuan sebagai warga bangsa. āPada saat mewujudkan Indonesia merdeka tidak ada pemisahan antara kelompok religius, terutama Islam dan nasionalis, semua bersatu berjuang mewujudkan kemerdekaan,"Ā tandasnya.
Sebagai informasi, Diklatpimnas diselenggarakan secara online pada 20-26 Desember 2020 dan dilanjutkan offline pada 28-30 Desember 2020. Materi yang diberikan selama 10 hari setara dengan 70 jam pelajaran.Ā
Direktur Diktis Kemenag,Ā Suyitno berharap agar mahasiswa mempunyai kapasitas memimpin dan dipimpin oleh orang lain, sehingga akan terlatih ketika nantinya menjadi pemimpin bangsa," ujarnya.
Pewarta: Ali Muhtarom
Editor: Abdullah AlawiĀ
Terpopuler
1
Gus Yahya Ajak Seluruh Pengurus NU Siapkan Muktamar Ke-35 sebagai Jalan Terhormat dan Konstitusional
2
Pertemuan Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah di Lirboyo Putuskan Muktamar Ke-35 NU Bakal Digelar Secepatnya
3
KH Miftachul Akhyar Undang Rapat Konsultasi Syuriyah dengan Mustasyar PBNU di Pesantren Lirboyo
4
Gus Yahya Tanggapi KH Miftachul Akhyar soal AKN-NU, Peter Berkowitz, hingga Dugaan TPPUĀ
5
KH Miftachul Akhyar Sampaikan Permohonan Maaf terkait Persoalan di PBNU
6
Khutbah Jumat: Rajab, Shalat, dan Kepedulian Sosial
Terkini
Lihat Semua