Nasional

Ketua KPU Sebut Pemilu di Indonesia Jadi Paling Singkat Tetapi Paling Rumit di Dunia

Selasa, 13 Februari 2024 | 10:00 WIB

Ketua KPU Sebut Pemilu di Indonesia Jadi Paling Singkat Tetapi Paling Rumit di Dunia

Ilustrasi Pemilu 2024. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengungkapkan bahwa berdasarkan berbagai catatan dan analisis dari para pengamat pemilihan umum (pemilu) Indonesia dinilai sebagai salah satu pemilu yang paling rumit di dunia. Alasannya setidaknya sebagai konsekuensi dari sistem pemilihan proporsional dengan daftar calon terbuka.


“Kita ini KPU mengorganisir dan memanage 2749 daerah pemilihan, itu termasuk daerah pemilihan presiden (pilpres) yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, termasuk warga kita yang di luar negeri, kemudian ada 84 daerah pemilihan DPR RI, 38 daerah pemilihan DPD, dan juga DPRD provinsi, kabupaten, kota yang totalnya 2749 daerah pemilihan (dapil),” ujarnya pada Konferensi Pers Persiapan Election Visit Program di Gedung KPU, Jakarta, Senin (12/2/2024).


Ia menjelaskan bahwa sebagai konsekuensi dari sistem proporsional daftar calon terbuka, masing-masing Dapil memiliki nama calon yang berbeda-beda. Sebagai hasilnya, KPU harus merancang 2749 ragam atau jenis surat suara. Hal ini disebabkan oleh perbedaan nama calon di setiap Dapil, yang kemudian menjadikan pemilu di Indonesia dianggap sebagai salah satu yang paling rumit di dunia.


Kemudian, menurut catatan dan analisis para ahli serta pemerhati pemilu di dunia, pemilu di Indonesia dianggap sebagai pemilu yang memiliki durasi pemungutan suara paling singkat di dunia. Hal ini merujuk pada waktu pemungutan suara yang berlangsung dari jam 7 pagi hingga jam 1 siang waktu setempat, sesuai dengan zona waktu di Indonesia, termasuk Indonesia Timur, Indonesia Tengah, dan Indonesia Barat.


“Jadi durasi waktu enam jam itu berdasarkan perbandingan dengan pelaksanaan pemilu di berbagai macam belahan dunia itu dinilai paling singkat, itulah yang menjadi penilaian atau analisis para ahli,” terangnya.


Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemilu di Indonesia, jika dilihat dari segi jumlah populasi, termasuk dalam kategori pemilu terbesar di dunia setelah India dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, Indonesia termasuk negara yang mempraktikkan demokrasi elektoral terbesar, menduduki peringkat ketiga dari segi jumlah populasi di dunia.


Hasyim menambahkan bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh, negara-negara G20 pada tahun 2024 memiliki setidaknya 9 negara yang akan menyelenggarakan pemilu. Salah satunya adalah Amerika Serikat yang dijadwalkan akan menggelar pemilihan presiden pada bulan November 2024, menjadi salah satu yang paling terakhir di antara negara-negara tersebut.


“Sehingga dengan demikian keberadaan Indonesia untuk menyelenggarakan Pemilu 2024 itu juga akan mewarnai perkembangan demokrasi global dan tentu saja akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi global,” pungkasnya.