Batang, NU Online
Selain hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, Indonesia kini memiliki satu hari raya lagi yang harus disambut dan dirayakan dengan meriah. Hari raya itu bukan hanya milik satu golongan, tetapi milik seluruh masyarakat Indonesia.
Koordinator Nasional Gerakan “Ayo Mondok” KH Luqman Harits Dimyathi menyampaikan hal itu saat mengisi Halaqah Santri Kabupaten Batang yang digelar MWCNU Bawang, Batang, Jawa Tegah, Sabtu (21/10).
Dalam Halaqah bertema "Santri mandiri, NKRI hebat" Kiai Luqman menjelaskan bahwa hari raya yang dimaksud adalah hari santri nasional 22 Oktober yang telah ditetapkan pemerintah melalui Keputusan presiden nomor 22 tahun 2015.
"Sekarang di Indonesia memiliki tiga hari raya, idul Fitri, idul adha dan satunya lagi 'Idus Santri' atau hari raya santri," ungkapnya disambut meriah para hadirin.
Penetapan Hari santri nasional, imbuhnya, merupakan bentuk penghargaan dari pemerintah kepada para santri yang telah berkontribusi besar untuk negara Indonesia. Kontrbusi itu diberikan santri sejak sebelum republik ini berdiri.
"Sebenarnya penetapan hari santri oleh pemerintah sampun kasep (Sudan terlambat). Tapi walaupun terlambat tidak apa-apa daripada tidak sama sekali," tambahnya.
Katib Syuriyah PBNU itu lalu mengajak kepada para santri untuk pandai bersyukur. Wujud rasa syukur itu kemudian diwujudkan dengan memperingati hari santri dengan semeriah mungkin."Hari raya santri, semua santri harus bergembira, harus senang. Jangan sampai ada santri yang bersedih," katanya.
Oleh karenanya, mementum hari santri ini diharapkan semakin memperkuat dan mempertegas bahwa Indonesia benar-benar merupakan negeri santri."Kita harus bangga menjadi santri Nusantara, " pungkasnya.
Halaqah santri kabupaten Batang ini digelar dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional 22 Oktober. Sejumlah kegiatan digelar oleh MWCNU Bawang, diantaranya Doa bersama, Gerak Jalan santri, konser kebangsaan, apel hari santri, dan resepsi hari santri bersama Bupati Batang H Wihaji. (Zaenal Faizin/Fathoni)