Surabaya, NU Online
Menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019, ketegangan kembali terasa. Alhasil, saling ejek antarpendukung dari kedua belah pihak tak bisa terelakkan.
Menyikapi hal ini, KH Marzuki Mustamar berpesan agar tetap bisa membawa diri sehingga suasana kondusif di masyarakat bisa terawat.
“Jangan sampai hanya karena salah ucap, salah bersikap, kita masih merasa Islam, namun oleh Allah sudah dianggap kafir. Kalau menurut Allah tidak kafir, lalu kita kafirkan, kita murtadkan. Maka yang menjadi murtad adalah yang mengafirkan. Termasuk beda pilihan presiden,” kata Kiai Marzuki, Sabtu (15/9).
Menurut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini, kebenaran memilih salah satu calon presiden dan wakilnya merupakan kebenaran ijtihadi, bukan termasuk kebenaran qath’i.
“Itu bukan ijmaul Muslimin (kesepakatan orang Islam.red). Bukan kebenaran yang berdasarkan nash dalam Al-Qur’an,” jelas dosen di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang tersebut.
Jadi tidak boleh bahwa orang yang memilih salah satu calon mengafirkan orang memilih calon lainnya. “Termasuk juga adalah orang yang dulunya memilih Jokowi kemudian memilih Prabowo atau sebaliknya, kemudian dianggap murtad, dianggap bajingan. Jangan seperti itu,” tegasnya.
Hal ini dikarenakan untuk keselamatan masing-masing sehingga bisa terbebas dari suul khatimah. “Barangkali ada teman yang pro salah satu pihak kemudian mengafirkan pendukung pihak satunya, mari kita ingatkan. Demi keselamatan kita agar tidak su’ul khatimah,” terang Kiai Marzuki.
Selain itu, keutuhan bangsa dan negara itu lebih penting sehingga semua pihak harus bisa menjaga keutuhan ini. “Beda pendapat tapi tetap utuh itu jauh lebih baik daripada sama pendapat tapi bertikai,” pungkasnya. (Hanan/Ibnu Nawawi)