Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Ishomuddin menegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia mempunyai tugas menjaga keamanan di dalam perbedaan yang ada.
"Orang beriman wajib amanah, memelihara keamanan negeri kita sendiri," katanya pada acara Forum Titik Temu di Hotel Rizt Carlton Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (10/4) siang.
Menurutnya Indonesia merupakan rumah besar yang wajid dijaga keamanananya dari segala macam gangguan. Ia meminta para politiisi agar tidak hanya berpikir tentang jabatan, tetapi juga berpikir tentang keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Pada forum yang diikuti puluhan cendekiawan dan tokoh agama itu, ia sempat menyebut lima prinsip yang tertera dalam maqashid as-syari’ah atau tujuan-tujuan syariat, yakni menjaga agama, nyawa, akal, keturunan, dan harta.
Namun, menurutnya perlu penambahan satu prinsip lagi yang tidak kalah penting dalam upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yakni yakni menjaga negara.
"Perlu ditambah lagi dengan hifdzul wathan, menjaga negara. Pemerintahan yang ada memiliki kewajiban bersama rakyat menjaga negara ini. Menjaga dari semua yang merusak empat pilar. Empat (pilar yang disepakati yang disingkat dengan PBNU (Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945)," paparnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa tidak boleh ada penganut agama mana pun yang ingin mengubah empat pilar. Pemerintah pun dinilai agar selalu menjaga Indonesia dengan tidak membiarkan ideologi yang dapat mengancam empat pilar.
"Tidak boleh diubah dengan khilafah. Itu khilaf," ucapnya yang diikuti tawa hadirin. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)