Nasional

Kontribusi Syekh Mahfudz At-Tarmasi dalam Ilmu Hadits

Rabu, 9 Maret 2022 | 01:00 WIB

Kontribusi Syekh Mahfudz At-Tarmasi dalam Ilmu Hadits

Ilustrasi kitab hadits Shahih Muslim.

Jakarta, NU Online

Syekh Mahfudz at-Tarmasi merupakan salah satu ulama Nusantara yang memiliki kontribusi besar dalam kajian ilmu hadits. Bahkan, ia menulis sejumlah kitab terkait, salah satunya syarah kitab musthalah hadits Alfiyah karya Imam Suyuti bernama Manhaju Dzawin Nadzar yang tersebar luas dan banyak menjadi rujukan pelajar Muslim dunia. 


Hal ini disampaikan oleh alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir TGH Lukmanul Hakim Darmawan dalam webinar yang diselenggarakan PCINU Maroko, pada Senin (7/3/2022). 


"Dalam kitab ini (Manhaju Dzawin Nadzar) terlihat kepakaran Syekh Mahfudz at-Tarmasi dengan metode penulisan klasik berupa penjelasan pada setiap lafal dan kata," jelas Lukmanul Hakim. 


Lebih rinci, kitab karya Imam Suyuti yang kemudian disyarahi oleh Syekh Mahfudz at-Tarmasi itu merupakan karya berbentuk syair sebanyak 980 bait. Kemudian, dalam syarahnya, Syekh Mahfudz menggenapi menjadi 1000 bait, dengan rincian 14 bait dalam bab h.


Hadits Al-Mu’all (al-Ma’lul atau al-Mu’allal), 1 bait dalam bab Adab Thalibul Hadits, dan 4 bait bab Fi Asbabil Hadits. 


"Untuk bisa me-nadzam (membuat syair Arab) sebuah disiplin ilmu, diperlukan penguasaan mendalam dalam berbagai disiplin ilmu, di antaranya adalah kepakaran dalam bahasa, sehingga pandai memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan suatu makna," ujar Lukmanul. 


Lebih lanjut, Lukmanul menjelaskan, karya-karya lain Syekh Mahfudz at-Tarmasi yang menunjukkan penguasaannya dalam bidang hadits adalah Kifayatul Mustafid fima 'Ala minal Asanid yang termasuk dalam kajian sanad, Al-Minhahul Khairiyyah fi Arba'in Haditsan min Ahaditsi Khairil Bariyyah yang termasuk dalam kajian riwayat, dan Al-Khal'ahul Fikriyyah Syarh al-Minhahul Khairiyyah. 


Berikutnya, Lukmanul menjelaskan, dalam sejarah intelektual Muslim, kajian hadits masih eksis dari dulu sampai sekarang. Sebab, hadits memiliki kedudukan sangat penting dalam agama Islam. Bahkan secara urutan berada di posisi kedua setelah Al-Qur'an. 


"Ilmu hadits merupakan sumber utama dalam agama, bahkan (posisinya) setelah Al-Qur'an secara martabat (tingkatan). Makanya para ulama sangat memperhatikan kajian hadits," papar Lukmanul. 


Perhatian ulama terkait hadits Nabi sendiri sudah dimulai sejak era sahabat. Tidak heran jika dulu banyak intelektual Muslim yang mencapai predikat hafidz, yaitu orang yang sudah hafal ratusan ribu hadits baik matan maupun sanadnya secara lengkap. 


"Istilah hafidz ini berbeda dengan di Indonesia sekarang yang diperuntukkan bagi penghafal Al-Qur'an," kata Lukmanul. 


"Kalau zaman dulu (di zaman sahabat), anak-anak kecil juga sudah hafal Al-Qur'an 30 juz," imbuh dia.


Lukmanul memaparkan, kajian hadits yang ditekuni oleh ulama sejak dulu terbagi ke dalam tiga konsentrasi, yaitu dirayah, riwayah, dan naqd. Khusus untuk yang terakhir ini sudah jarang yang mempelajarinya, terutama di Indonesia. 


Terkait Syekh Mahfudz at-Tarmasi sendiri, Lukmanul memaparkan, ulama Nusantara kelahiran 31 Agustus 1868 ini termasuk pemerhati kajian hadits dalam dua fokus, yaitu riwayah dan dirayah. Dirayah dibagi lagi ada ilmul isnad, ilmu msuthalahul hadits, ilmu takhrij, ilmu jarh wat ta’dil. 


Dalam ilmu hadiits dirayah, Syekh Mahfudz mengambil fokus ke musthalah hadits dengan karyanya Manhaju Dzawi Nadzar syarha dari Alfiyah Imam Suyuti. 


"Syarah ini merupakan syarah yang paling penting dan paling terkenal,” pungkas Lukmanul. 


Sebagaimana diketahui, Syekh Mahfudz at-Tarmasi merupakan salah satu ulama Nusantara kelahiran Pacitan, Jawa Timur. Selain memiliki sejumlah guru yang alim, ia juga banyak mencetak ulama-ulama di Nusantara. 


Termasuk murid-muridnya adalah KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Shaleh, KH Asnawi, KH Dahlan, dan lain-lain. Kedalaman ilmu agamanya terbukti dengan sejumlah kitab yang ia tulis dan diakui bahkan menjadi rujukan pelajar Muslim dunia. 


Hadir pula sebagai pemateri dalam acara tersebut Syekh Abdul Mun'im bin Shiddiq al-Ghumari dengan membahas Sejarah Perkembangan Hadits dan Ilmu Hadits serta Arrazy Hasyim dengan membahas Peran Ulama Nusantara dalam Perkembangan Kajian Hadits dan Ilmu Hadits.


Kontributor: Muhamad Abror

Editor: Fathoni Ahmad