Kontroversi Arya Wedakarna, PWNU Bali Serukan Semua Pihak Menahan Diri, Jaga Kekondusifan Bali
NU Online · Jumat, 5 Januari 2024 | 08:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Bali menyerukan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dan menjaga kekondusifan Bali. Hal itu seiring dengan kontroversi terkait video rasis yang melibatkan Anggota DPD RI asal Bali, Arya Wedakarna.
"Saya berharap agar semua pihak bisa menahan diri jangan terpancing sehingga Bali tetap kondusif, apa lagi di masa kampanye menuju pemilu 2024 ini," kata Ketua PWNU Bali, KH Abdul Aziz kepada NU Online, Jumat (5/1/2024).
Kiai Aziz menyatakan kekhawatiran terhadap potensi eksploitasi politik atas kontroversi ini yang dapat memecah belah masyarakat Bali. "Jangan sampai masalah tersebut menjadi tunggangan politik dari pihak tertentu yang akhirnya masyarakat Bali menjadi terpecah," tuturnya.
Adapun terkait laporan yang telah disampaikan MUI dan seluruh ormas di Bali kepada pihak berwajib, Aziz berharap ada penanganan yang profesional dari kepolisian.Â
"Kami berharap ada penanganan yang profesional dari pihak kepolisian sehingga ada kepastian hukum dan suasana tetap tenang damai," harapnya.
PWNU mengecam sikap Arya Wedakarna yang dinilai rasis. Seharusnya anggota DPD RI menjadi pengayom dan perekat hubungan antar umat di pulau Bali.
Dalam situasi ini, ia berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan mengedepankan nilai-nilai kerukunan di pulau yang terkenal dengan keberagaman agamanya.
"Bali dikenal dengan pulau toleransi tetap kita harus jaga dengan baik sehingga kenyamanan kedamaian di pulau Bali ini tetap terjaga," tandasnya.
Arya Wedakarna menjadi sorotan setelah viral potongan video dirinya yang menyinggung soal jilbab yang dikenakan Muslimah di frontline-frontline Bali. Video tersebut menjadi kontroversial dan menuai kecaman dari warganet.
Dalam video itu, Arya mengatakan tidak ingin ada perempuan di bagian frontline yang menggunakan penutup kepala. Dia ingin perempuan yang ada di garis depan itu terbuka rambutnya, karena Bali bukanlah Timur Tengah.
"Saya tidak mau yang frontline, frontline itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya terlihat terbuka. Jangan kasih yang penutupnya, penutupnya nggak jelas. Ini bukan Timur Tengah. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pakai apa kek," ucap Arya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Dari Musibah menuju Muhasabah dan Tobat Kolektif
2
Gus Yahya Berangkatkan Tim NU Peduli ke Sumatra untuk Bantu Warga Terdampak Bencana
3
Kiai Miftach Moratorium Digdaya Persuratan, Gus Yahya Terbitkan Surat Sanggahan
4
Khutbah Jumat Akhir Tahun 2025: Renungan, Tobat, dan Menyongsong Hidup yang Lebih Baik
5
Khutbah Jumat: Ketika Amanah Diberikan kepada yang Bukan Ahlinya
6
Pesantren Lirboyo Undang Mustasyar PBNU hingga PWNU dan PCNU dalam Musyawarah Kubro
Terkini
Lihat Semua