Nasional

Koperasi Mabadikku Kembangkan Operasi Fintech

Sabtu, 6 Mei 2017 | 07:44 WIB

Jakarta, NU Online
Fintech atau finansial technology, belum banyak orang yang memahami kata ini. Tetapi itulah  salah satu inovasi terbaru yang menggabungkan antara keuangan dan teknologi, yang menghasilkan transaksi keuangan yang mudah tetapi aman. Fintech inilah yang akan dikembangkan oleh Koperasi Mabadiku Bintang Sembilan yang merupakan koperasi yang dimiliki oleh warga NU.

“Kami memang ingin membangun pondasi ekonomi berbasis financial technology di lingkungan NU,” kata Ketua Umum Koperasi Mabadikku Irnanda Laksamawan di gedung PBNU, Sabtu.

Salah satu produk dari Mabadikku adalah M-Cash atau Mabadikku Cash. Dengan kartu ini, bisa melakukan sejumlah transaksi seperti transfer uang antara M-Cash, membayar listrik, BPJS, beli pulsa, dan lainnya. 

“Jadi, santri yang habis lulus dari pesantren, belum punya pengalaman berwirausaha, belum punya jaringan, belum punya modal. Asal rajin saja, bisa memanfaatkan M-Cash untuk berusaha,” katanya dalam rapat anggota tahunan Mabadikku. 

Fintech saat ini juga berkembang sangat cepat. Mantan Ketua Umum Ikatan Alumni ITS Surabaya ini menuturkan, Mabadiku sedang mengembangkan layanan pengambilan uang di ATM tanpa perlu menggunakan kartu ATM sebagaimana yang berlaku saat ini. Dengan metode paling canggih ini, dengan notifikasi yang ada, uang dari mesin langsung akan keluar. Hidup akan semakin praktis karena tidak perlu lagi membawa-bawa dompet yang tebal dengan beragam kartu. 

Dengan potensi ekonomi yang sangat besar tersebut, fintech akan mampu mendayagunakan potensi ekonomi di lingkungan NU yang selama ini masih terpendam. Mantan Deputi Kementerian BUMN ini menjelaskan, inklusi keuangan di Indonesia saat ini baru menyentuh angka 20 persen. Banyak orang punya uang, tetapi tidak menyentuh dunia perbankan karena berbagai kendala, seperti jarak yang jauh di daerah-daerah perbankan.

Produk lain yang digagas adalah minimarket Mabadiku. Berbeda dengan minimarket biasa yang mematikan pedagang kecil di sekitarnya. Mabadiku Mart memiliki sistem yang membangun kerjasama dengan toko kelontong di sekitarnya. Mereka akan disetori barang kemudian pembayarannya dilakukan dengan payment online system (POS). Minimarket ini hanya memerlukan modal minimal 200 juta. Jauh lebih kecil daripada minimarket besar yang kini mensyaratkan ketersediaan modal sampai 700 juta.

Mabadiku sendiri merupakan koperasi primer tetapi bersifat nasional karena pendaftarannya berbasis Information Communication Technology (ICT). Keanggotaannya tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. (Mukafi Niam)