Jakarta, NU Online
Direktur Kompetisi Liga Santri Nusantara (LSN) Mohamad Kusaneni menilai bahwa keberhasilan LSN mengorbitkan Muhammad Rafli Nursalim menjadi salah satu pemain Tim Nasional U-19 membuktikan kalau kompetisi yang diselenggarakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) ini menyimpan pemain-pemain yang potensial.
“Tidak sekadar menghadirkan kegiatan di lingkungan pondok pesantren tapi juga mampu menghasilkan pemain yang ternyata punya potensi untuk bergabung di tim nasional,” Demikian dikatakan Kusnaeni saat ditemui NU Online di AONE Hotel Jakarta, Rabu (18/10).
Menurut pria yang akrab dipanggil Bung Kus ini, bibit pemain-pemain bagus itu tidak hanya ada di Sekolah Sepak Bola (SSB), melainkan di pesantren pun bisa ditemukan.
“Bahkan kalau kita mau jaring di pesantren, sesungguhnya bisa kita temukan (dan) bisa menjadi aset bagi tim nasional,” jelas pria yang dikenal sebagai komentator sepak bola ini.
Pria yang berumur 50 tahun ini menyarakan agar ada pembinaan yang sungguh-sungguh terhadap para santri yang punya potensi, karena agar mendapatkan banyak bibit seperti Rafli.
Namun demikian, Bung Kus tidak hanya menitikberatkan pada upaya menghasilkan pemain bagi Timnas tapi juga menjadikan sepak bola sebagai kegiatan positif dan penyeimbang di pesantren.
“Saya pikir ini bagian dari proses untuk menghasilkan santri-santri yang tidak sekadar kuat dalam pemahaman agama tapi lebih dari itu juga sehat secara jasmani dan rohani,” tutup pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat ini. (Husni Sahal/Fathoni)