Nasional

Mahbub Djunaidi Pelit untuk Foya-foya, Royal untuk Buku

Selasa, 10 Oktober 2017 | 09:01 WIB

Mahbub Djunaidi Pelit untuk Foya-foya, Royal untuk Buku

Yuri Mahatma (kiri) Mahbub Djunaidi (kanan)

Jakarta, NU Online 
Salah seorang putra H. Mahbub Djunaidi, Yuri Mahatma menceritakan sosok ayahnya. Menurut dia, Mahbub adalah orang yang sederhana dan penuh perhitungan. Dia bukan tipe orang yang suka berfoya-foya.  

“Papa bukan orang yang banyak duit, tidak makan di luar dan banyak jalan-jalan. Tapi satu hal, untuk kebutuhan buku, dia enggak pelit. Sangat tidak pelit,” katanya di sela Haul H. Mahbub Djunaidi ke-22 bertajuk Jazz dan Esai-esai H. Mahbub Djunaidi yang digelar Omah Aksoro dan PMII UNUSIA di lapangan parkir UNISIA, Jakarta, Kamis malam (5/10).  

Kalau anak-anaknya berulang tahun, Mahbub Djunaidi yang pernah aktif di IPNU, Ketua Umum pertama PB PMII, GP Ansor, Pertanu, Lesbumi NU, Mustasyar PBNU 1989-1994 itu akan memberi buku dengan selalu ada tanda tangannya. 

Pada ulang tahun kedelapan, Yuri Mahatma mendapat hadiah buku 80 Hari Keliling Dunia karangan Jules Gabriel Verne. Buku karangan orang Prancis itu kemudian diterjemahkan Mahbub sendiri dari judul aslinya Around the World in Eighty Days

“Pernah diajak bapak bareng, terserah beli buku mau apa, bapak yang bayarin. Untuk yang lain, yangtidak penting-penting, dia pelit,” jelasnya. 

Anak Mahbub yang lain, Mira, pernah menceritakan, suatu ketika ayahnya pulang dari Prancis. Ia membawa oleh-oleh sekoper besar. Istri dan anak-anaknya telah begitu senang akan mendapatkan hadiah dari Eropa. Namun, ketika dibuka, hanyalah buku. Tak ada yang lain.

Ajaran hidup yang ditekankan Mahbub Djunaidi kepada anak-anaknya adalah disiplin dan menghargai waktu. Esai-esai dan terjemahannya yang sangat lentur itu diciptakan oleh penulis disiplin dan penuh penghargaan terhadap waktu.  

“Banget disiplin. Terutama soal waktu, memanfaatkan waktu. Orangnya disiplin,” kata Yuri yang dikenal sebagai musisi jazz yang tinggal di Bali itu. (Abdullah Alawi)