Nasional

Makan Bergizi Gratis, Ahli Gizi Beri Tips Siasati Anak yang Tak Suka Menu Tertentu

Jumat, 10 Januari 2025 | 18:00 WIB

Makan Bergizi Gratis, Ahli Gizi Beri Tips Siasati Anak yang Tak Suka Menu Tertentu

Isi menu makan bergizi gratis di SDN Slipi 11 Jakarta, Selasa (7/1/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pengurus Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) sekaligus Dosen Kesehatan Gizi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Fahmi Arif Tsani merespons masalah anak yang tidak suka menu tertentu dalam kotak Makan Bergizi Gratis (MBG).


"Memang sangat lumrah terjadi pada anak terkait kesukaan menu makanan. Untuk menyiasati ada 3 hal yaitu edukasi, evaluasi, dan modifikasi varian menu," kata Fahmi kepada NU Online, Jumat (10/1/2025). 


Menurutnya, para guru bisa membantu memberikan edukasi kepada anak-anak untuk menyadarkan perlunya kandungan gizi yang seimbang dalam ragam makanan, agar anak-anak tidak pantangan terhadap makanan tertentu.


"Mengedukasi anak untuk menyukai dan menyadarkan gizi seimbang yang diperoleh dari bahan variasi makanan," ujarnya. 


Selain itu, penyelenggara atau vendor Makan Bergizi Gratis menurutnya perlu evaluasi makanan untuk daya tarik anak. "Perlu evaluasi, memperhatikan, daya terima dari makanan tersebut oleh si penikmat makanan yakni anak, bagaimana rasanya? apa yang ia sukai?" ungkapnya.


Ia menjelaskan, Evaluasi ini berguna untuk mengetahui makanan tertentu yang banyak disukai anak dan daya terima makanan tersebut. 


"Apa yang kemudian yang itu tidak disukai oleh anak kita bisa menganalisis. Maka penting evaluasi mungkin dari cara pengolahan, rasa, daya terimanya," jelasnya.


Lebih lanjut, ia juga mengatakan perlu menu makanan dimodifikasi. Menurutnya ini merupakan salah satu upaya yang penting dalam rangka memperbaiki asupan dan daya terima anak terhadap makanan. 


"Orang yang menyiapkan makanan perlu memodifikasi menu yang sesuai dengan daya terima anak. Misal anak tidak suka nasi selain perlu melakukan penyadaran juga bisa mengganti karbohidrat yang jumlahnya seimbang dari jenis makanan selain nasi misalnya roti, bihun, daging diganti ayam, tahu ganti tempe dan lainnya," paparnya 


Menurut Fahmi, penyelenggara juga bisa memodifikasi cara pengolahannya. Misal anak tidak suka makanan yang pengolahannya direbus, bisa diganti dengan ditumis, digoreng atau dipanggang. 


"Atau juga bisa cara penyajiannya bisa dihias supaya menarik perhatian anak agar bisa menerima," katanya. 


Menurutnya, pihak penyelenggara bisa membuat siklus menu atau adanya jadwal yang mengatur jenis makanan yang pengolahan setiap harinya.


"Misal hari pertama dan kedua apa menunya berbeda dan terjadwal seterusnya, biasanya menu berdasarkan hari lebih bagus karena bisa mengurangi kebosanan dan meningkatkan daya terima." jelasnya