Nasional

Menilik Nilai Sejarah dalam Aktualisasi Melawan Covid-19

Kamis, 14 Mei 2020 | 23:00 WIB

Menilik Nilai Sejarah dalam Aktualisasi Melawan Covid-19

Penting dalam upaya pencegahan masyarakat harus barsatu melawan mata rantai penularan dengan mengikuti anjuran pemerintah. (Ilustrasi)

Rembang, NU Online
Rakyat bersatu melawan penjajah pada zaman walaupun bersenjatakan bambu runcing. Kerja keras itu menghasilkan kemenangan berupa kemerdekaan.
 
Mayor Yoyok Kodim 0720 Rembang mengatakan hal itu dapat diaplikasikan dalam melawan pandemi Covid-19. Memerangi Covid-19 harus berhati-hati dengan pelibatan setiap individu, yaitu dengan menjaga kesahatan dan bekal pengetahuan terkait masa inkubasi matinya virus di tubuh manusia yakni selama 14 hari.

Mengisi Dialog Ramadhan stasiun radio Nurfm Rembang, Mayor Yoyok​​​​​ mengatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa besar yang terdiri dari banyak pulau berjejer dari Sabang sampai Merauke dan berbeda suku, agama dan bahasa. Maka penting dalam upaya pencegahan masyarakat harus barsatu melawan mata rantai penularan dengan mengikuti anjuran pemerintah.

"Melihat sejarah ke belakang untuk memeperoleh kemerdekaan perlunya persatuan dan peran semua lini terutama masyarakat dalam mengusir penajah. Sementara dalam mengaktualisasi nilai-nilai sejarah di tengah pandemi sekarang ini, mengobarkan rasa semangat bersama masyarakat dan pemerintah mengikuti segala anjuran ditetapkan," ungkapnya Kamis (14/5) sore.

Pihaknya menjelasakan bahwa dalam pemerintahan pihak terkait harus menjadi contoh kepada masyarakat untuk menumbuhkan rasa cinta dalam menaati aturan pemerintah memerangi penularan. Bersatunya masyarakat dan pemerintah melaksanakan anjuran pencegahan dan penularan menjadi poin utama. Hal itu, karena sesungguhnya di balik pandemi terdapat hikmah menumbuhkan rasa persatuan dan saling tolong menolong antarsosial.

Orang yang lebih mampu perlu banyak menunjukkan empati dalam menyalurkan bantuan kepada sesama. Pihak lainnya agar nyaman berkumpul bersama keluarga di rumah saja mengikuti anjuran pemerintah.
 
Ia juga menceritakan pertama kali dinas di Papua, kemudian tahun 2007 pindah ke Merauke. Di sana masyarakatnya baik, namun pendidikan dan kesehatan masih kurang. Karena itu, selain menjadi Tentara Nasional Indonesia menjaga kedaulatan negara, dirinya juga ikut andil dalam dunia pendidikan dengan mengajari anak- anak untuk membaca dan menulis.
 
"Kesehatan dalam berobat untuk masyarakat yang tinggal di tengah hutan, miris melihat minimnya akses jalan dan jauh, sehingga harus tepat dalam penanganan pertama," katanya.

Tantangan Merauke adalah penyakit malaria yang berbahaya dan harus cepat ditangani, apalagi akses kesehatan jauh harus tepat dalam menanganinya.

Masyarakat sangat perlu menumbuhkan rasa cinta tanah air untuk mengikuti segala anjuran pemerintah dalam memutus rantai penularan Covid -19. "Apabila tidak ada kepentingan mendesak tetap di rumah saja, jaga jarak, dan bepergian menggenakan masker," tegasnya.
 
 
Kontributor: Muhammad Ronji
Editor: Kendi Setiawan