Nasional

Meski Tak Dijamin Selamat, KH Miftachul Akhyar Ingatkan Umat Islam Harus Optimis

Jumat, 29 September 2023 | 19:30 WIB

Meski Tak Dijamin Selamat, KH Miftachul Akhyar Ingatkan Umat Islam Harus Optimis

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online

Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menegaskan bahwa hanya Rasulullah saw yang dijamin oleh Allah swt. Sementara manusia lainnya tidak ada jaminan sama sekali kebaikannya, perkataannya, dan segala tingkah lakunya dapat menyelamatkannya dari jurang neraka dan membawanya ke dalam surga.


Hal itu disampaikannya pada Ngaji Kitab Syarah Al-Hikam Pertemuan ke 48 yang diakses oleh NU Online di kanal Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar pada Jumat (29/9/2023).


"Tidak ada manusia yang dijamin. Yang dijamin hanya Rasulullah saw. Kiai, ulama, wali nggak ada jaminan. Yang dijamin aman hanya Rasulullah saw. Yang dijamin benar hanya Rasulullah saw. Perkataan yang dipakai, yang dibuat jaminan hanya perkataan Rasulullah. Perkataan selain Rasulullah bisa kita ambil, bisa kita lepas. Perkataan saya, bisa digunakan bisa ditelantarkan," ujarnya.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Miftach mengingatkan kepada umat Islam agar tetap optimis meskipun tidak ada jaminan apakah kelak akan selamat atau tidak. Sebab, optimisme dapat membawa kebaikan dan menjaga kehati-hatian agar tidak terjerumus pada jurang hal-hal negatif.


"Pokoknya selain Rasulullah saw, selain Kanjeng Nabi, nggak ada jaminan. Tetapi, kita diperintah untuk optimis. Karena kita melakukan hal yang baik, optimisme akan mendapatkan kebaikan-kebaikan itu. Tetapi nggak ada jaminan kita (selamat). Kan ada haditsnya orang yang mau masuk surga tinggal satu langkah, catatan susulan datang. Akhirnya melakukan perbuatan yang jauh dari surga itu tadi. Begitu pula sebaliknya. Maksudnya agar kita hati-hati di dunia ini," terangnya.


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut menjelaskan bahwa hidup di dunia ini haruslah berpegangan hanya kepada Allah, jangan sampai berpegangan kepada kesenangan dan ketenangan.


"Jadi ini harus kita tahu hanya Allah satu, lain itu hanya kembangan hidup. Jangan sampai kita pegangan dengan kesenangan, ketenangan. Merasa  tenang di dunia itu nggak ada, kalau kalian cari tenang di surga, di dunia ini ya begini ini, ada senang, ada susah. Tetapi walaupun ada susah bukan dominan, justru kehidupan ini lebih banyak senangnya daripada susahnya," ungkapnya.


Ia mengungkapkan hal yang harus dicari di dunia adalah keistiqamahan, jangan malah mencari keramat. Sebab dengan keistiqamahan itu, keramat dapat muncul dengan sendririnya. "Oleh karena itu ulama menekankan jangan kalian cari keramat, carilah istiqamah, nanti keramat akan muncul sendiri," pungkasnya.


Dalam pengajian itu, Kiai Miftach juga menjelaskan bahwa begitu Rasulullah saw lahir, setan sudah tidak bisa lagi mencuri berita dari langit. "Begitu Rasulullah lahir, sudah nggak bisa naik ke langit, sudah nggak bisa curi-curi catatan. Kalau ada yang mau naik dilempar oleh bintang," ujarnya.


Ia menjelaskan bintang tersebut bernama mashabih dan lebih dahsyat daripada bom atom. "Jadi setan yang mau naik ditembak oleh bintang yang dulu kita anggap bintang berpindah. Itu mashabih sedang menggempur setan," terangnya.