Nasional

Muslimat NU Kedepankan Tiga Fase Pendidikan Anak

Kamis, 12 Juli 2012 | 02:30 WIB

Jakarta, NU Online
Pendidikan anak mesti disesuaikan dengan usianya. Salah penerapan metode pendidikan, berisiko pada kegagalan pendidikan itu sendiri. Pada gilirannya, praktik pendidikan menjadi kontraproduktif dengan nilai pendidikan.

<>“Sayyidina Ali bin Abi Thalib membagi fase pendidikan pada tiga tahap,” kata Ketua Umum PP. Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa dalam tablig akbar Jelang Ramadhan di hadapan sedikitnya 3000 hadirin, di kompleks masjid At-Tin, TMII, Jakarta Timur, Selasa (10/7) siang.

Menurutnya, tahap pertama adalah anak usia 0-6 tahun. Untuk anak seusia mereka, metode pendidikan yang diambil adalah dengan mengajak bermain. Anak pada usia tersebut, adalah usia main. Mereka belum waktunya menerima pelajaran berat.

"Sementara anak pada usia 6-14 tahun, mesti diajari akhlak dan etika. Pada usia tersebut, pembentukan karakter mesti dilakukan agar mereka berkepribadian dan beretika. Penanaman nilai-nilai, terletak pada anak usia tersebut," jelas Khofifah, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan di era kepresidenan Gus Dur.

Sedangkan fase terakhir, jelas Khofifah, yang dipesan Ali bin Abi Thalib kepada para orang tua, adalah anak usia 14 tahun ke atas. Cara pendekatan terhadap mereka adalah menemaninya. Orang tua menjadi partner bagi mereka. Ali RA. berpesan agar orang tua tidak mendebat mereka.

Tablig akbar Jelang Ramadhan, masuk dalam rangkaian acara Gebyar Pendidikan Agama Islam PAUD dan TK. Acara tersebut diisi dengan aneka kegiatan perlombaan bagi siswa-siswi dan guru-guru pada tingkat PAUD dan TK.

Sejumlah 2700 dari mereka, mengenakan kaos warna jingga yang disediakan panitia. Seragam tersebut menandai mereka sebagai kontestan dari 10 aneka perlombaan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PP. Muslimat NU atas dukungan Depag, divisi Pendidikan Agama Islam (PAIS). 

 

Penulis: Alhafiz Kurniawan