Nasional

Nasaruddin Umar Ajak Berhijrah di Bulan Hijriah

Senin, 17 September 2018 | 06:10 WIB

Jakarta, NU Online
Imam besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan bahwa momen Tahun Baru Hijriah semestinya dimaknai sebagai momen untuk ‘berhijrah’ keburukan pada kebaikan atau dari kebaikan pada keadaan yang lebih baik.

Ajakan tersebut disampaikan pada saat pengajian bersama Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440 Hijriah.

Dalam tausiyahnya, Wakil Menteri Agama periode 2011-2014 ini mengajak ASN Kemenag untuk menjadikan Tahun Baru Hijriah sebagai momentum untuk berhijrah menjadi  lebih baik lagi, dari negatif menjadi positif, dari positif menjadi lebih positif. 

“Dalam berhijrah, kita harus naik tingkat, seperti menjadi orang yang lebih sabar, lebih ikhlas dan lebih bersyukur. Tingkatan sabar ada tiga, yakni: sabir, masabir dan asshabur,” ucapnya di Jakarta, seperti dikutip dari laman Kemenag.go.id Senin (17/09).

“Jika saat ini kesabaran kita masih di tingkat sabir, maka tahun ini harus naik tingkat menjadi orang yang lebih sabar dan menjadi orang yang sabarnya tanpa batas,” sambungnya. 

Selain itu, Nasaruddin juga menjelaskan tingkatan keikhlasanyang terbagi menjadi dua kelompok yakni mukhlis dan mukhlas. 

Mukhlis berarti ikhlas melakukan kebajikan, tetapi masih mengingat perbuatannya tersebut yang dapat menjadi ria. Sedang mukhlas, ikhlas melakukan kebajikan dan tidak bersedia diketahui orang lain, dan apabila dipuji dia bersedih. 

Nasaruddin mengingatkan, segala bentuk musibah adalah tanda cinta dari Allah SWT. Ketika tertimpa bencana, maka solusi terbaik adalah mendekatkan diri pada Allah SAW. 

“Tidak perlu juga kita menghakimi atas dosa orang lain. Cukup Allah yang akan menghakimi. Karena biasanya siapa yang menggali lobang, dia sendiri yang akan masuk ke dalamnya,” tuturnya. (Ahmad Rozali)