Nasional PENENTUAN AWAL RAMADHAN 1433 H

NU Imbau Muhammadiyah Tetap Ikuti Sidang Itsbat

Senin, 9 Juli 2012 | 00:30 WIB

Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) mengimbau Muhammadiyah untuk tetap mengikuti Sidang Itsbat di kantor Kementerian Agama Jakarta bersama elemen ormas-ormas Islam lainnya, MUI dan para pakar astronomi. Sidang itsbat merupakan cara terbaik untuk menyatukan awal bulan Ramadhan.<>

“Kita himbau Muhammadiyah untuk tetap ikut sidang itsbat dalam kebersamaan untuk mencari titik temu,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri kepada NU Online di Jakarta, Ahad (8/7).

Seperti diwartakan, Muhammadiyah melalui ketua pimpinan pusatnya Din Syamsuddin pada Rabu (27/6) lalu menyatakan tidak akan mengikuti sidang isbat untuk penentuan awal Ramadhan tahun ini. Menurutnya, sidang isbat tidak perlu karena pemerintah dianggap tidak mengayomi seluruh umat yang berbeda pendapat.

Sidang Itsbat akan digelar pada Kamis (19/7) sore. Meski telah menyatakan tidak akan mengikuti sidang itsbat, Kementerian Agama seperti diungkapkan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Abdul Djamil tetap mengirimkan undangan kepada PP Muhammadiyah.

Menurut Kiai Ghazali, sidang itsbat yang didasarkan pada hisab dan rukyat merupakan keputusan Ijtima’ Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 16 Desember 2003 lalu yang juga dihadiri oleh perwakilan Muhammadiyah. Waktu itu Muhammadiyah antara lain diwakili Dr Amin Suma dan Abdul Fatah Wibosono.

Ditambahkan, ijtima’ Ulama MUI itu juga dilanjutkan dengan beberapa pertemuan antar ormas, antara lain, pada 2011 diadakan lokakarya yang diselenggarakan oleh Kemenag di Cisarua Jawa Barat. Pertemuan itu juga menghasilkan kesepakatan penting yang ketua tim perumusnya adalah Prof Susiknan Ashari dari Muhammadiyah.

“Dalam pertemuan itu disepakati bahwa kriteria imkanur rukyat untuk taqwim (kalender) yang bisa diterima adalah tinggi hilal di atas 2 derajat dengan jarak antara matahari dan bulan 3 derajat. Lalu dalam pertemuan berikutnya di Semarang ditambahkan ketentuan mengenai umur hilal,” kata Kiai Ghazali.

Menurut Kiai Ghazali, tidak ada alasan bagi Muhammadiyah untuk tidak mengikuti sidang itsbat hanya karena telah menetapkan awal Ramadhan sendiri.

“Kita mengenal konsep imamatul uzhma dan ulil amri. Maka kita ikuti sidang itsbat bersama pemerintah. Kalau Muhammadiyah mendahului pemerintah itu namanya tidak mau diajak musyawarah,” pungkasnya.



Penulis: A. Khoirul Anam