Nasional

NU Perlu Dorong “Economic Inclusion" di Kalangan Warganya

Senin, 29 Juni 2015 | 16:01 WIB

Jakarta, NU Online
Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini hanya dititikberatkan pada jumlah konsumsi saja, belum ada daya produksi yang kuat sehingga diperlukan "economic inclusion" yaitu suatu daya produksi dari sumber daya manusia yang mempunyai skill dan kompetensi. Dalam konteks tersebut, NU perlu mendorong terwujudnya economic inclusion di kalangan warganya.<>

Demikian pendapat Athor Subroto, Kepala Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia dalam Ramadhan Lecture dan Buka Puasa Bersama "Keluarga Besar NU di UI" yang diadakan Forum Alumni PMII UI di Café Protein Pusat Studi Jepang Kampus UI Depok, Sabtu (27/6) kemarin.

Menurut Athor ada fenomena baru pada model perkembangan perekonomian saat ini. Perekonomian kita tidak mudah ditebak dan bahkan menyebabkan teori-teori ekonomi yang sudah mapan kurang relevan di Indonesia. Beberapa cara mulai dicoba untuk mengembangkan pertumbuhan perekonomian, salah satunya adalah financial inclusion, dimana masyarakat dipermudah untuk mendapatkan akses modal, seperti bank.

"Namun persoalannya adalah banyak individu masyarakat Indonesia belum siap untuk mengelola modal yang didapatnya. Soft skill dan hard skill yang dimilikinya masih terlalu minim," papar Athor yang semasa mahasiswa aktif sebagai Ketua PMII Komisariat FEUI.

Athor juga menambahkan bahwa saat ini selalu ada dikotomi antara kelompok yang surplus dan kelompok yang defisit. Kalangan yang masuk dalam kategori keuangan surplus akan memberikan kucuran dana apabila ada peluang keuntungan yang akan diperoleh.

"Hal inilah yang membuat financial inclusion masih sulit untuk dikembangkan di kalangan NU. Oleh karena itu sebelum mengembangkan financial inclusion, maka terlebih dahulu harus didorong economic inclusion," tandas Athor yang menamatkan master dan doktornya di University of Palermo Italia.

Acara Buka Puasa Keluarga Besar NU di UI tersebut dihadiri puluhan hadirin antara lain mantan Dekan FISIP UI, Prof. Dr. Bambang Shergy, Guru Besar Fakultas Teknik UI, Prof. Dr. Anondho Widjanarko, Wakil Ketua Komite BPH Migas Fahmi Harsandono Matori, Anggota Majelis Wali Amanat UI Muhtarul Huda, tokoh muda NU Amsar Dulmanan, Ketua BEM FIB UI Tama, sejumlah mantan Ketua Umum PMII Depok, para alumni dan aktivis PMII UI.   Di sesi dialog, hadirin menyepakati pembentukan tim 9 Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) UI untuk merancang struktur dan program KBNU UI. (Abdurrahman/Anam)