Jakarta, NU Online
Pancasila dalam bentuknya yang sekarang tidak lepas dari peran tokoh Nahdlatul Ulama, yaitu KH Wahid Hasyim. <>
Hal itu dikemukan Prof. M. Maksum Mahfud pada saat membuka Sosialiasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika pada Kamis, (14/6) di gedung PBNU, Jakarta.
Sosialisasi tersebut diselenggarakan Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI PB PMII) bekerjasama dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
Menurut Mahfud, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia bingung karena tokoh nonmuslim dari Timur keberatan atas tujuh kata dalam Pancasila sila pertama yaitu dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Di sisi lain, tokoh muslim bersikeras untuk mempertahankan tujuh kata itu.
“Siapa yang menyelesaikannya? Yang menyelesaiakannya adalah seorang Wahid Hasyim. Ia mengatakan bahwa menghargai pendapat teman-teman dari nonmuslim saya setuju tujuh kata itu dihilangakan,” tegasnya.
Kalau ada yang bertanya siapa yang berkontribusi terhadap pancasila, sambung Mahfud, tiada lain, kecuali Wahid Hasyim. Pada detik yang menentukan itu, tujuh kata dibuang dari Pancasila.
Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis : Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Bedah Hujjah KH Afifuddin Muhajir: Dari Kewajiban Taat AD/ART hingga Pentingnya Bukti Konkret
2
Kelompok Sultan Tunjuk M Nuh sebagai Katib Aam PBNU
3
PBNU Kelompok Sultan Targetkan Percepatan Muktamar dan Gelar Harlah 1 Abad NU
4
Kelompok Sultan Gelar Rapat Harian Syuriyah-Tanfidziyah di Gedung PBNU
5
Gus Yahya Dorong Islah Demi Keutuhan Jamiyah, Serukan Warga NU Tetap Jaga Persatuan
6
RMI PBNU Gelar Halaqah Lembaga dan Banom, Kupas Hujjah KH Afifuddin Muhajir
Terkini
Lihat Semua