Nasional

Pangdam IV Diponegoro dan Kapolda Jateng Hadiri Halaqoh Santri

Selasa, 3 Juli 2012 | 14:00 WIB

Pekalongan, NU Online
Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mulhim Asyrof dan Kapolda Jateng Inspektur Jenderal Didiek Sutomo Triwidodo direncanakan hadiri halaqoh santri se Jawa Madura yang akan digelar di Pondok Pesantren Al-Khoirot Kota Pekalongan, Jum'at (6/7).<>

Kepastian kehadiran kedua pejabat TNI dan Polri di Jawa Tengah disampaikan langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoirot, KH Mirza Hasbullah di sela sela meninjau persiapan pelaksanaan halaqoh.

Dikatakan, kehadiran Pangdam IV / Diponegoro dan Kapolda Jawa Tengah merupakan sebagai bentuk dukungan atas kegiatan santri yang diperkirakan akan dihadiri oleh ribuan delegasi yang pada malam sebelumnya akan digembleng oleh Rais Am Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah, Habib Luthfy bin Yahya.

Menurut Mirza, peran dan kontribusi santri sejak sebelum kemerdekaan, zaman kemerdekaan hingga penumpasan G 30 S / PKI dan saat ini sudah tak terhitung jumlahnya. Bahkan atas berbagai peran yang telah dilakukan para santri membela negara, tak pernah para santri meminta imbalan kepada pemerintah.

Mirza berharap kehadiran Pangdam dan Kapolda pada acara halaqoh dapat memberikan bekal para santri yang saat ini sedang menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa dan Madura untuk ikut serta bela negara melalui penyebaran ilmu kepada masyarakat.

Lebih lanjut dikatakan, hingga saat ini, anak anak muda Pekalongan dan sekitarnya tidak kurang dari 3000 anak yang sedang menempuh pendidikan di pesantren pesantren yang setiap tahun terus bertambah. Mereka adalah kader penerus bangsa yang telah dibekali ilmu keagamaan yang cukup oleh para kiyai dan ustadz dimana mereka belajar.

Akan tetapi di sisi lain, mereka kurang mendapat bekal ilmu pengetahuan tentang cinta tanah air dan bela negara dalam persepektif ”hubbul wathon minal iman” (cinta tanah air sebagian dari iman) di samping karena dalam keseharian hanya mendapat pelajaran yang ada di pesantren, juga belum banyaknya pesantren mengajarkan pemahaman akan arti pentingnya bersosialisasi dan bela negara yang pengertian khusus.

Padahal sesungguhnya di pundak merekalah masa depan bangsa dan negara Indonesia tercinta, tanpa adanya bekal yang cukup tentang arti pentingnya bela negara dan cinta tanah air, dikhawatirkan akan melahirkan sikap individualitas yang hanya mengejar materi untuk mempertahankan hidup agar dapat beribadah dengan baik tanpa mempertimbangkan kondisi bangsa meski dalam ancaman yang serius.

Dikatakan Mirza, rasa patriotisme di kalangan santri tidak dapat secara otomatis ada pada dirinya dan untuk hal itu perlu ada penanaman dan pemahaman rasa cinta tanah air dan bela Negara sehingga dengan cara ini anak anak pesantren memiliki kewajiban dan hak sama dengan pelajar di luar pesantren untuk memikul rasa tanggung jawab terhadap Bangsa dan Negara Indonesia tercinta dari rongrongan dari berbagai pihak yang tidak ingin Indonesia dalam satu bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurut rencana sebelum mengisi acara halaqoh, Pangdam IV / Diponegoro dan Kapolda Jawa Tengah akan transit terlebih dahulu di rumah kediaman Habib Muhammad Luthfy bin Yahya, di Jalan dr. Wahidin Kota Pekalongan. 


Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Abdul Muiz