Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Para Muhibbin NU Kembali Bugar Usai Terapi Air Panas di Lampung Selatan

Rabu, 22 Desember 2021 | 01:00 WIB

Para Muhibbin NU Kembali Bugar Usai Terapi Air Panas di Lampung Selatan

Para Muhibin NU dari Subang, Jawa Barat sedang terapi mandi air panas di Kampung Cisarua, Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. (Foto: NU Online)

Bandarlampung, NU Online

Para muhibbin (pecinta) NU dari berbagai daerah datang ke Lampung untuk menyaksikan Muktamar ke-34 NU, di antaranya rombongan dari PCNU Kabupaten Subang, Jawa Barat. Perjalanan berjam-jam di atas kendaraan membuat kebugaran tubuh mereka jadi menurun. 


Upaya yang dilakukan rombongan NU Subang agar tubuh bisa kembali bugar adalah dengan mandi air panas yang diyakini bisa menjadi terapi kesehatan dan kebugaran. Letaknya di sebuah pesawahan Kampung Cisarua, Desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.


"Tadinya mau diurut sebab badan pegal-pegal, tapi diajak mandi air panas, alhamdulillah jadi segar bugar lagi," ungkap Katib PCNU Subang, KH Zainal Mufid kepada NU Online, Selasa (21/12/2021).


Diceritakan Kiai Jejen, saat tiba Lampung, pihaknya diterima oleh Gus Ali Imron, salah satu rekanan PCNU Subang.

 

Usai menikmati jamuan dan istirahat sejenak, Gus Imron menyampaikan informasi bahwa ada sebuah tempat pemandian air panas yang bisa dijadikan sebagai terapi kesehatan dan kebugaran tubuh.

 

Malam itu juga Gus Imron mengajak rombongan untuk mandi di pemandian air panas yang masih tampak sangat sederhana itu.


Destinasi Wisata Tanpa Tarif

Gus Imron menceritakan bahwa untuk bisa menikmati air panas ini pengunjung tidak perlu membayar sebagaimana umumnya diterapkan di tempat wisata. Pengunjung hanya dipersilahkan memberikan infak sesuai kemampuan dan seikhlasnya, namun demikian tidak bayar sekalipun tidak jadi persoalan.


Menurut Gus Imron, tidak adanya tarif di tempat pemandian ini karena akan ada keanehan jika pengunjung dipungut bayaran.


"Sudah beberapa kali pengelola pasang tarif masuk untuk pengunjung, anehnya setelah dipasang tarif, airnya malah tidak keluar, jadi seperti kering saja," ujar Pengurus RMINU Lampung itu.


Akhirnya, sambung Gus Imron, tiket masuk pengunjung ditiadakan. Benar saja, setelah tiket masuk dihapus airnya jadi keluar lagi.


"Beberapa waktu kemudian formatnya diganti, jadi masuk gratis tapi ada tiket parkir kendaraan, tapi lagi-lagi setelah ada uang parkir airnya nggak keluar," tambahnya.


Sejak kejadian itu pengelola setempat tidak berani lagi mematok tarif kepada pengunjung, baik untuk tiket masuk maupun parkiran.


Pewarta: Aiz Luthfi

Editor: Fathoni Ahmad