Nasional

PBNU Apresiasi Aksi Berjalan Damai dan Ajak Masyarakat Percayakan pada Proses Hukum

Jumat, 4 November 2016 | 13:03 WIB

Cirebon, NU Online
Terkait aksi menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang berlangsung dengan relatif tertib dan damai, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya. Kiai Said sebelumnya sempat mengkhawatirkan kalau aksi 4 Nopember bisa ditunggangi oleh kelompok-kelompok radikal.

"Saya bersyukur dan mengapresiasi aksi yang berjalan dengan relatif tertib dan damai. Begitulah semestinya Muslim Indonesia, begitulah Muslim Indonesia yang orisinil," kata Kiai Said kepada NU Online, saat ditemui di kediamannya di komplek Pesantren Kempek, Cirebon. Kiai Said menambahkan bahwa aksi damai tersebut juga menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia bisa hidup dalam sistem dan koridor demokrasi, yang memberi ruang untuk menyatakan tuntutan dan berdemonstrasi.

Lebih jauh Kiai Said berpesan agar para pemimpin bisa menjaga lisan, sikap dan tindakan, sehingga hal seperti sekarang tidak terjadi lagi. "Pemimpin harus menjadi teladan bagi warganya baik dalam ucapan, sikap atau tindakan," kata beliau.

Terkait tuntutan massa aksi terhadap Ahok, Kiai Said, yang sebelumnya mengajak umat Islam Indonesia untuk memaafkan Ahok, meminta semua pihak menyerahkan penyelesaian kasus ke aparat kepolisian agar diproses secara hukum. 

"Pak Ahok memang telah membuat tersinggung banyak orang Islam, tapi apakah sangkaan penistaan Qur'an benar atau tidak kita serahkan ke kepolisian untuk diteliti dan diselidiki lebih jauh. Dan kita semua nanti harus menghormati hasilnya."

Dalam pandangan Kiai Said, semua kekisruhan terkait Ahok ini tak lepas dari politik pilkada. Jika tidak ada pilkada mungkin tidak akan seperti ini. Kiai Said mengingatkan, keinginan menjadi presiden, gubernur, walikota atau bupati tak lain adalah untuk bisa memajukan bangsa dan negara, taraf hidup rakyat, tapi kalau dalam upaya mengejar tujuan itu ada kepentingan bangsa yang lebih besar yang dipertaruhkan sebaiknya keinginan itu ditimbang lagi. "Kalau saya mundur," kata Ketua Umum PBNU 2015-2020 tersebut.  (Savic Ali/)