Nasional

PBNU Kembali Tegaskan Tolak Sekolah Lima Hari

Jumat, 21 Juli 2017 | 12:34 WIB

Tegal, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj menegaskan, NU secara tegas tetap menolak kebijakan pemerintah terkait sekolah lima hari. Pernyataan tersebut disampaikannya pada Halal Bihalal di lapangan sepak bola Desa Penusupan, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, Kamis (20/7).

Menurutnya, PBNU menolak kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Bukan karena menteri tersebut berasal dari Muhammadiyah.

"Seandainya menterinya dari NU pun, saya lawan. Bukan karena Muhammadiyahnya. Pak Muhadjir jadi menteri dari Muhammadiyah saya dukung, asal jangan neko-neko," ujarnya

Kiai Said, mengemukakan, memaksakan sekolah 5 hari akan mematikan pendidikan Madrasah.   Padahal madrasah diniyah sangat diperlukan untuk membentuk karakter anak.  

"Madrasah jalan, bocah cilik ngerti sifat rong puluh (dua puluh sifat Allah). Kalau tidak tahu sifat duapuluh, radikal," sebutnya.

Madrasah Diniyah berfungsi untuk membentuk karakter. Kalau dilanggar, malah kehilangan metode-metode pembentukan karakter seperti diajarkan di madrasah diniyah, dikhawatirkan malah membentuk generasi radikal.

Pada acara yang dihadiri Rais Syuriah PCNU Tegal KH Chambali Utsman, serta warga Nahdliyin, kiai Said Aqil juga mengingatkan bangsa Indonesia saat ini masih memiliki dua ancaman yang harus diwaspadai, yakni terorisme dan peredaran narkoba. (Hasan/Abdullah Alawi)