Nasional MADRASAH

Pendidikan Karakter, Madrasah Jagonya

Rabu, 26 November 2014 | 02:01 WIB

Jakarta, NU Online
Ditengah-tengah ramainya perbincangan tentang pendidikan karakter, revolusi mental, akhlak, moral dan sejenisnya, termasuk dalam kurikulum 2013 tanpa banyak bicara sistem pendidikan madrasah menjadikan pendidikan karakter sebagai tujuan utama.
<>
“Madrasah adalah sekolah umum berciri khas keagamaan atau keislaman dan ini bukan hanya ciri, tetapi ruh yang mampu mencetak generasi yang memiliki karakter. Kalau kurikulum 2013 mencirikan sebagai pendidikan karakter, ya masih kalah dengan pendidikan madrasah. Dari dulu juga begitu,” kata Nur Kholis Setiawan, direktur pendidikan madrasah Kementarian Agama di Jakarta, Selasa. 

Dengan pembekalan pendidikan karakter ini, ia yakin madrasah bukan hanya mampu melahirkan orang yang pinter, tetapi juga bener. “Kekurangan Indonesia kan di situ, banyak orang pinter, tapi tidak bener. Yang jual beli kasus perkara, kan doktor-doktor hukum. Yang ngrusak hutan ya doktor-doktor kehutanan. Yang ngrusak ekonomi Indonesia ya doktor-doktor ekonomi yang mengikuti liberalisme ekonomi itu,” jelasnya.

Menurutnya, hal ini terjadi karena sistem pendidikan Indonesia belum mampu menyatukan antara ilmu dan pertanggungjawaban keilmuan. “Saya yakin madrasah mampu ke sana kalau kita tata dengan benar, kita pola dengan baik, lalu kita hadirkan program prioritas.” 

Sayangnya, masih banyak anggota masyarakat yang menganggap bahwa madrasah merupakan sekolah agama atau lembaga pendidikan agama yang belum menjadi pilihan tetapi alternatif setelah tidak diterima di sekolah favorit. Ia mengaku tidak mudah untuk menggeser persepsi ini karena masyarakat tidak bisa dipaksa, apalagi meminta mereka mengirimkan anaknya ke madrasah. 

“Yang bisa kita lakukan adalah membuktikan bahwa persepsi mereka salah, atau lebih bagusnya keliru bahwa madrasah masih dipersepsikan seperti itu,” tegasnya. 

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas madrasah adalah meningkatkan kehadiran negara melalui komitmen anggaran dan menata kelembagaan. Dari 72 ribu lembaga pendidikan madrasah yang ada di Indonesia, 91 persennya merupakan sekolah swasta yang membutuhkan banyak dukungan. (mukafi niam)