Penemuan Enam Jenis Konflik Keagamaan di Indonesia
Ahad, 22 Desember 2019 | 13:15 WIB
Menurut Gus Dur, pengaruh paham agama transnasional yang diimpor ke Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap munculnya konflik keagamaan yang ada di Indonesia. Paham agama transnasional ini pada umumnya ingin mengahncurkan sekat-sekat nasionalisme dan kebudayaan setempat, yang jelas hal ini rawan sekali memancing konflik keagamaan di Indonesia.
Rudi Harisah Alam dan para peneliti lainnya di Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) Balitbang Diklat Kementerian Agama RI pada tahun 2019 melakukan penelitian Sistem Peringatan dan Respon Dini Konflik Keagamaan Fase II: Variasi Efektivitas Respons Dini Konflik Keagamaan menyebutkan bahwa setidaknya ada enam jenis konflik keagamaan yang terjadi di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan pada Februari 2019 di wilayah Jabodetabek, mencakup lima wilayah pemerintahan kota di Provinsi DKI Jakarta; Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi (Provinsi Jawa Barat); Kabupaten dan Kota Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan (Provinsi Banten). Adapun keenam jenis konflik keagamaan yang terjadi di Indonesia yaitu 1) moral, 2) sektarian, 3) komunal, 4) politik/kebijakan, 5) terorisme, dan 6) lainnya.
Beberapa contoh kasus konflik keagamaan berjenis sektarian yang terjadi adalah satu penolakan terhadap komunitas Ahmadiyah di Kecamatan Pebaruyang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lalu konflik dualisme kepemimpinan geraja Protestan di Indonesia bagaian barat (GPIB) Anugerah di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Ketiga, konflik pendirian masjid komunitas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Kecamatan Tajur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Adapun contoh kasus konflik keagamaan berjenis terorisme yang terjadi adalah pada kasus penutupan Ma’had Ibnu Mas’ud di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Alam dan para peneliti dalam laporan mereka menyatakan bahwa dalam kasus konflik berjenis terorisme, yang memiliki tingkat ancaman tertinggi di antara berbagai jenis konflik keagamaan lainnya, kemampuan warga maupun aparat pemerintah setempat dalam melakukan deteksi dini terhadap kelompok-kelompok terafiliasi jaringan terorisme sangat rendah.
Terpopuler
1
Ketua PBNU Nilai Kebijakan Prabowo Relokasi 1.000 Warga Gaza sebagai Langkah Blunder
2
Khutbah Jumat: Rahasia Rezeki Lancar dan Berkah dari Amalan yang Sering Diabaikan
3
Khutbah Jumat: Mendidik Anak ala Luqman Al-Hakim
4
Khutbah Jumat: Gaji Halal, Pahala Maksimal—Kerja Keras Bisa Jadi Tiket Surga!
5
Ketika Mertua dan Menantu Selingkuh: Review Film 'Norma' Perspektif Qur'an dan Hadits
6
Khutbah Jumat: Gemar Berutang, Silaturahmi Putus
Terkini
Lihat Semua