Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Pengasuh Pesantren Darussa’adah: Semoga Muktamirin Selalu Diberi Keselamatan

Rabu, 22 Desember 2021 | 09:30 WIB

Pengasuh Pesantren Darussa’adah: Semoga Muktamirin Selalu Diberi Keselamatan

Pengasuh Pesantren Darussa’adah, KH Muhsin Abdillah. (Foto: NU Online)

Lampung, NU Online

Pengasuh Pesantren Darussa’adah Mojo Agung, Seputih Jaya, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, KH Muhsin Abdillah, mendoakan kepada segenap peserta Muktamar ke-34 NU (Muktamirin) di Lampung yang akan berlangsung dari 22 sampai 23 Desember besok agar diberi keselamatan. 


“Semoga seluruh peserta Muktamar yang datang dari seluruh penjuru Indonesia diberi keselamatan,” harap Kiai Muhsin saat di-sowani NU Online di kediamannya, pada Selasa (21/12/2021). 


Selain itu, sebagai tuan rumah, kiai kelahiran 1951 itu juga berharap agar Muktamar ke-34 NU berjalan dengan baik dan sukses, serta membawa manfaat bagi seluruh warga Nahdliyin pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.


“Harapan saya sebagai shahibul bait, semoga Muktamar berjalan sebaik-baiknya. Sukses di awal, sukses di tengah, dan sukses di akhir. Serta membawa manfaat untuk Nahdliyin dan umumnya masyarakat Indonesia,” kata Kiai Muhsin.


Dengan dipilihnya daerah Lampung, tepatnya di Pesantren Darussa’adah, Kiai Muhsin sangat bersyukur atas kepercayaan ini. Selain upaya zahir, pihaknya juga mengaku telah melakukan banyak berdoa, membaca aneka wirid, dan shalawat bersama para santri dan segenap warga Lampung. 


Kepada seluruh peserta yang hadir, Kiai Muhsin mengucapkan banyak terimakasih dan semoga dibalas oleh Allah swt dengan balasan yang terbaik. “Jazakumullah ahsanal jaza,” katanya. 


Mendidik anak 

Pada kesempatan itu, Kiai Mushin juga berpesan untuk warga Nahdliyin, terutama bagi para orang tua agar pandai-pandai dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

 

Menurutnya, di zaman sekarang ini agak susah mendidik anak. Berbeda dengan zaman dulu yang mau di-telateni dan menerima jika ditegasi. 


Membandingkan pola pengajaran masyarakat zaman dulu, ia mengisahkan tentang anak-anak seusianya yang untuk belajar membaca fatihah saja mendapat perhatian dengan sungguh-sungguh.

 

Sekiranya masih ada makhraj yang belum fasih, maka tidak akan lanjut ke surat berikutnya. Bahkan jika harus dijalani dalam kurun waktu yang lama sekalipun. 


“Kalau bacanya masih salah, bisa kena pukul sama gurunya. Dulu saya waktu ngaji saat masih kecil, juga kena pukul. Sekarang kalau ada anak dipukul, ya bisa kena kasus,” imbuh Kiai Muhsin. 


Masih berkaitan dengan pendidikan, ia juga berpesan agar selalu mendoakan anak di mana pun dan kapan pun berada. Menurutnya, berdoa merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam proses mendidik. 


Kontributor: Muhamad Abror

Editor: Fathoni Ahmad