Nasional

Penipuan Jamaah Umrah Kerap Terjadi, Ini Penyebab dan Antisipasinya

Kamis, 6 April 2023 | 17:00 WIB

Penipuan Jamaah Umrah Kerap Terjadi, Ini Penyebab dan Antisipasinya

Ilustrasi jamaah umrah. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online

Kasus penipuan jamaah umrah masih sering terjadi. Kasus terbaru adalah yang dilakukan agen travel umrah PT Naila Syafaah Wisata Mandiri (NSWM). Beruntung, pihak kepolisian bergerak cepat menangkap tiga tersangka PT NSWM, yaitu Mahdfudz Abdulah alias Abi (52 tahun), Halijah Amin alias Bunda (48 tahun) dan Hermansyah (59 tahun).


Ketua Asosiasi Bina Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (ASBIHU NU), KH Hafidz Taftazani mengatakan beberapa hal yang menjadi sebab masih sering terjadinya penipuan terhadap jamaah umrah.


Menurutnya banyak sales atau agensi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang beralih menjadi sales umrah disebabkan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) tutup.

 

“Dulu agensi umrah banyak dari kalangan ustadz dan kiai yang mengajak umrah jamaah untuk beribadah dengan benar. Nah, menjadi berbeda perjalanan umrah jika salesnya adalah mantan sales TKI karena mereka berorientasi hanya ke pemasukan,” kata Kiai Hafid kepada NU Online, Kamis (6/4/2023).


Berdasarkan penemuannya, kata dia, sales umrah yang tadinya adalah sales TKI telah merajalela sampai ke kampung-kampung sehingga banyak juga korban penipuan umrah adalah masyarakat perdesaan.

 

“Sales umrah yang awalnya sales TKI merajalela ke kampung-kampung mengajak jamaah umrah yang perjalanan keberangkatannya tidak jelas,” ujarnya prihatin.


Selain dari sisi agensi atau sales umrah, kasus penipuan umrah menurutnya juga disebabkan oleh sisi jamaah sendiri. “Konsumen umrah masih banyak yang berpikir umrah yang penting murah, akhirnya tidak mempertimbangkan kualtias,” ujar Direktur Utama PT Al Haramain Jaya Wisata Tour and Travel itu.


Agar tidak tertipu travel umrah

Kiai Hafidz mengatakan mengapresiasi Langkah pihak kepolisian yang bertindak cepat menangkap agen umrah PT NSWM. Namun, menurutnya sebenarnya pihak kepolisian juga bisa bergerak lebih cepat sebelum penipuan itu terjadi. 


“Misalnya, dengan mencegat setiap kerumunan calon jamaah umrah yang naik bus ke Jakarta.  Jika ada SOP-nya, sebaiknya setiap ada kerumunan orang naik bus yang diperkirakan akan ke Jakarta tanyakan saja surat jalannya dan izin operasionalnya seperti yang dilakukan kepada tenaga kerja ilegal,” ucap Ketua Dewan Penasihat Asphurindo ini. 


 “Zaman sudah canggih polisi bisa melihat di Google apakah perusahaan tersebut berizin, polisi sangat profesional,” imbuhnya.


Agar kasus penipuan seperti ini tidak terus berulang, Kiai Hafidz pun mengungkapkan tiga hal yang harus dilakukan. Menurut dia, hal ini harus dilakukan semua pihak terkait, baik asosiasi travel haji dan umroh, pemerintah, maupun polisi.


1. Melakukan edukasi kepada masyarakat

Kiai Hafidz mengatakan seorang bupati saja masih terlantar di bandara karena kurangnya edukasi dan sosialisasi tentang penyelenggaraan ibadah umrah.

 

“Jadi, selalu edukasi dan selalu sampaikan sosialisasi kepada masyarakat, bekerjasama dengan polisi, kejaksaan, Kemenag agar orang-orang tidak telantar,” kata Kiai Hafidz.


2. Jamaah harus berhati-hati dalam memilih travel umrah

Kehati-hatian jamaah diperlukan sebab sekarang ini yang membimbing calon jamaah sudah berbeda dengan zaman dulu. Pada zaman dulu, kata dia, calon jamaah banyak dibimbing oleh para ustadz agar bisa menjalani ibadah umrah dengan benar.


“Tapi ustadz-ustadz itu sekarang tidak berlaku, kalah dengan mantan sales-sales TKI yang pindah ke travel umroh. Sedangkan mereka gak teredukasi, yang penting mereka menjual sesuatu, yang penting jalan,” jelas Kiai Hafidz.


3. Jamaah tidak mudah tergiur dengan ibadah umrah yang berharga murah

Menurut dia, jika biaya murah biasanya kualitas penyelenggaraannya tidak bagus dan ada kemungkinan untuk menelantarkan jamaah umrahnya.

 

“Jadi sekarang para calon peserta umroh masih banyak yang mencari siapa yang jualannya murah, bukan kualitasnya maka tak heran jika kasus seperti ini terulang terus, karena gak terudakasi,” ungkap Kiai Hafidz.


Sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap pemilik dan direktur utama agen perjalanan umrah yang menipu ratusan orang yang sedang umrah sehingga mereka telantar di Arab Saudi dan tidak bisa pulang ke Tanah Air.


Tersangka yang ditangkap pada 27 Februari 2023 lalu adalah sepasang suami istri, MA dan HA, dan H selaku direktur utama PT NSWM. MA merupakan residivis dalam perkara yang sama pada 2016.


Para tersangka menggelapkan dana umrah untuk membeli aset dan jamaah yang berangkat umrah tidak mendapatkan tiket pulang dan penginapan di Arab Saudi. Diduga jumlah korban mencapai ratusan orang dengan nilai kerugian sekitar Rp91 miliar.


Pewarta: Kendi Setiawan

Editor: Fathoni Ahmad