Surabaya, NU Online
Gubenur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pesan almarhum Pengasuh Pondok Pesantren KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) untuk seluruh anak bangsa, khususnya Nahdliyin.
Â
Hal ini diungkapkannya saat peringatan 100 wafatnya Gus Solah lewat live streaming dari Kantor Gubenur Jawa Timur di Surabaya.
Â
Perempuan yang juga Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ini menambahkan, dari begitu banyak dawuhnya Gus Solah ada titik temunya yaitu persatuan umat Islam dan anak bangsa.
Â
"Pesannya beliau, pekerjaan rumah kita sebagai komunitas NU, anak bangsa, bagian umat kemanusia yaitu menjaga persatuan. Saya dipanggil langsung saat beliau sakit. Kebaikan untuk kemaslahatan umat," katanya, Senin (11/5).
Â
Menurut Khofifah, Gus Sholah sering menasehatinya sebelum jadi gubenur maupun setelah jadi Gubenur Jawa Timur
Â
Bahkan sebelum wafat, Gus Solah sempat memanggilnya ke rumah sakit lewat handphone. Bahkan saat tiba di parkiran, Gus Solah langsung memerintah putranya Gus Billy untuk menyambut Khofifah.
Â
"Gus Solah tidak suka mengeluh, saya ini lebih tepatnya adalah santri Gus Solah. Saya ingin mengumpulkan dawuh-dawuhnya kepada saya suatu saat nanti," tambahnya.
Â
Khofifah mengatakan di antara beberapa nasihat Gus Solah kepadanya adalah untuk tetap bersikap moderat, keseimbangan dan adil.
Â
Nasihat tersebut disampaikan Gus Solah tak lama setelah Khofifah dilantik menjadi Gubenur Jawa Timur. Bahkan nasihat ini lebih dari tiga kali diulang kepada Khofifah.Â
Â
"Tolong nak Khofifah saat menjabat menerapkan sikap tawasut (moderat), tawazun (keseimbangan), tidak terlalu ke kanan dan tidak terlalu kekiri dan al'adalah (adil)," tambahnya.
Â
Ikut serta memberikan testimoni yaitu putri KH Abdurrahman Wahaid (Gus Dur) yaitu Alissa Qotrunnada. Menurutnya panggilan kesayangan keluarganya kepada Gus Solah adalah Om Oyah.
Â
Sebagai seorang pemimpin, tokoh bangsa dan nasional, Gus Sholah mengajarkan bagaimana mendekati dan menyelesaikan sesuatu dengan sistem yang kuat.Â
Â
Ciri khas ini melekat pada Gus Solah saat kembali ke Tebuireng hal pertama yang dibangun adalah sistem tata kelola pesantren yang baik.
Â
"Om Oyah adalah manusia yang sangat fokus pada membangun sebuah sistem. Saya pernah diminta mengisi diklat calon pembina putri Tebuireng. Beliau melakukan sesuatu, berpikir sistemnya bagaimana. Karena untuk jangka panjang," ujarnya.
Â
Hal lain yang bisa dicontoh oleh tokoh muda menurutnya yaitu keberanian Gus Sholah dalam berinovasi. Sikap terbuka dan jiwa kritisnya membuat ia terus berpikir bagaimana memberikan manfaat lebih.
Â
"Ini bisa kita teladani, beliau tidak takut melakukan inovasi. Kita lihat, Tebuireng memiliki banyak cabang selama dipimpinya olehnya," tandas Alissa.
Â
Kontributor: Syarif AbdurrahmanÂ
Editor: Syamsul Arifin