Nasional

PPIM UIN Jakarta Berdayakan Pemimpin Agama dan Aktivis Muda Tanggulangi Perubahan Iklim

Senin, 22 Januari 2024 | 16:00 WIB

PPIM UIN Jakarta Berdayakan Pemimpin Agama dan Aktivis Muda Tanggulangi Perubahan Iklim

Peluncuran program REACT PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (22/1/2024). (Foto: NU Online/Nuriel Shiami Indiraphasa).

Jakarta, NU Online

Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta bersama Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia meluncurkan program Religious Environmentalism Actions (REACT).


Peluncuran secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 3 kali oleh Kepala Badan Standardisasi Instrumen Standardisasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (ASEFI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ary Sudjianto di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (22/1/2024).


Direktur PPIM UIN Jakarta Didin Syafruddin menyampaikan, proyek ini bertujuan untuk memberdayakan pemimpin agama, aktivis muda lingkungan berbasis keagamaan dalam pengendalian perubahan iklim dan penanggulangan isu lingkungan.


“Berkat dukungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan kerja sama Kerajaan Belanda di Indonesia dengan PPIM akan menyelenggarakan kegiatan terkait anak muda, agama, dan lingkungan,” kata Didin.


Ia menutur, kegiatan tersebut akan dimulai dengan penelitian yang kemudian hasil dari penelitian akan dikomunikasikan kepada pemangku kebijakan.


“Kegiatan tersebut akan dimulai dengan penelitian. Lalu diikuti komunikasi hasil penelitian itu kepada pemerintah tentu kami akan menyampaikan hasilnya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Agama,” jelas dia.


Proyek ini berupaya membantu mengurangi risiko lingkungan dan perubahan iklim dengan fokus pada dua kegiatan utama.


Pertama, melalui survei nasional dan penelitian yang akan menghasilkan pengetahuan berbasis bukti sebagai dasar untuk memperkuat advokasi kebijakan terkait lingkungan.


Kedua, meningkatkan kapasitas dan kesadaran umat beragama untuk terlibat secara aktif dalam aksi-aksi lingkungan hidup keagamaan di Indonesia, serta mengembangkan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan hidup dan perubahan iklim.


Kegiatan ini, kata dia, akan menjadi wadah bagi para pemangku kebijakan untuk saling berbagi pengalaman dan pembelajaran menjaga bumi dari ancaman kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.


Ia menambahkan, survei nasional dan kampanye berani akan disebarluaskan ke seluruh provinsi di Indonesia dan akan melibatkan tokoh agama, aktivis muda lingkungan berbasis keagamaan dan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.


Hadir dalam peluncuran itu, Wakil Kepala Urusan Politik Kedutaan Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia Timorensis mengatakan bahwa dalam menjawab isu lingkungan, partisipasi gerakan berbasis agama sangat penting, karena ini meniscayakan gerakan kolektif.


Ia menambahkan, tindakan pengendalian iklim dan mitigasi lingkungan seharusnya bukan hanya panggilan karena sains dan sosial, tapi juga religius.


“Sains dan agama dapat bekerja sama dan saling mendukung,” kata dia.