Jakarta, NU Online
Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mohammad Mahfud MD menegaskan bahwa muara takwa yang dihasilkan dari berpuasa memunculkan ketenangan. Sehingga menurutnya, jika seorang berpuasa tapi masih penuh kemurkaan maka perlu mengoreksi diri.
“Puasa adalah menguatkan takwa. Takwa akan menimbulkan ketenangan. Jika di bulan puasa ini kita masih merasa tidak tenang, penuh kemurkaan, dan gelisah berarti kita yang salah dalam berpuasa,” ujar Mahfud MD dikutip NU Online, Selasa (7/5) lewat twitternya.
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) ini mendorong agar setiap Muslim bisa mengendalikan hawa nafsu supaya puasa tidak sekadar formalitas menunaikan kewajiban syariat.
“Kata Ubay ibn Ka'ab takwa adalah berhati-hati,” jelas Mahfud.
Ia mengisahkan riwayat Sayidina Umar ibn Khattab dengan Ubay ibn Ka’ab. Umar ibn Khattab berkata: "Apakah takwa itu?" Ubay ibn Ka'ab menanggapi: "Pernahkah kamu berjalan di tepi jurang yang berbahaya?" Umar: "Pernah".
Ubay: "Apakah yang kau lakukan?"
Umar: "Aku akan terus berjalan dengan penuh hati-hati untuk mencapai tujuan."
Ubay ibn Ka’ab: "Nah, itulah takwa, yakni hidup dengan penuh hati-hati."
(Fathoni)